DISTORI.ID – Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS), berupaya menumbuh kembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Kawasan Sabang dalam kemasan Sabang Marine Festival (SMF) 2023 yang telah dijadikan sebagai salah satu event nasional dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) 2023.
Kegiatan tersebut tak lepas dari upaya dan usulan langsung dari manajemen dan Kepala BPKS Junaidi Ali, yang disambut baik oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI), melalui Direktur Event Daerah Kemenparekraf Reza Fahlevi, pada Selasa (27/12/22) yang lalu di Jakarta.
SMF 2023 akan menjadi event yang akan mengangkat sisi kemaritiman sekaligus media strategis dalam mempromosikan Sabang, sehingga SMF ditetapkan sebagai event unggulan di level nasional. Komitmen untuk peningkatan sektor pariwisata di Sabang mampu bisa dikembangkan di masa akan datang, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat lebih baik.
Adapun SMF 2023 yang akan dilangsungkan di Kota Sabang pada 17-19 Maret, pihak BPKS akan menampilkan pertunjukan tarian lokal yang spetakuler, yaitu “Tuwah Bak Djaroë Panglima”.
Tarian tersebut menggambarkan tentang keberadaan hukum adat laut yang ada di Aceh, khususnya di Kepulauan Sabang, selain tarian juga ditampilkan Pawai Marine, hal ini disampaikan oleh Wakil Kepala BPKS yang juga sebagai Ketua Pelaksana SMF 2023, T. Zanuarsyah.
Adapun tarian “Tuwah Bak Djaroë Panglima” yang diproduseri oleh Rika Syarief merupakan tarian yang memiliki makna kuat, yaitu kehormatan dan kehebatannya tradisi Aceh yang memiliki hukum adat laut yang dipimpin oleh seorang Panglima Laot, jelas Zanuarsyah.
Yah Way, sapaannya T. Zanuarsyah mengatakan, bahwa dengan menghadirkan tarian “Tuwah Bak Djaroë Panglima”, mengidentifikasikan berbagai aktivitas bahari memiliki keberagaman dengan adat istiadat yang tak terlepas dari suatu kebudayaan suatu wilayah yang harus dipromosikan ke berbagai level lainnya.
Di sisi lain, Zanuarsyah berharap kepada seluruh stakeholder, terutama pihak Kemenparekraf agar bisa ikut andilnya dalam mengangkat tarian yang ditampilkan oleh BPKS dalam event SMF 2023 ini, dengan cara menghadirkannya pada agenda-agenda level nasional, harapnya.
Pesan yang disampaikan melalui tarian tersebut, diharapkan menjadi edukasi khusus untuk masyarakat Aceh secara turun temurun yang diperankan melalui satu kesenian, tradisi hukum adat laut dan Panglima Laot harus dilestarikan oleh generasi muda Aceh dalam menarik minat wisatawan domestik dan manca negara, imbuh Yah Way.
“Selain tarian “Tuwah Bak Djaroë Panglima”, ada juga Pawai Marine yang merupakan kegiatan para nelayan dengan melakukan atraksi laut di kawasan Teluk Sabang dan diikuti oleh dua puluh perahu nelayan yang juga tampil langsung para pemain Rapai dan Panglima Laot,” ujar Wakil Kepala BPKS, T. Zanuarsyah. []