CeritaDAERAH

30 Tahun Beribadah di Bawah Atap Rumah Kumuh, Allah Kabulkan Doa Janda Miskin di Abdya lewat TMMD 2024

SINAR ultraviolet (UV) yang berasal dari matahari dengan panjang gelombang yang lebih pendek dari pada cahaya tampak, terlihat menembus sela-sela atap dan dinding rumah janda miskin bernama Arjunawati di Desa Alue Manggota, Kecamatan Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Selasa, 27 Februari 2024.

Foto: Penampakan rumah tidak layak huni milik janda di Abdya. (Distori/Syamsurizal).

Atap dan dinding rumah yang mulai terkelupas membuat pancaran sinar matahari dari mulai terbit hingga tenggelam menancap ke lantai semen tua di dalam rumah dan akan bergeser pelan-pelan sesuai rotasi matahari.

Rayap dan lembab air hujan seperti tidak sungkan mengobrak-abrik jendela rumah ini hingga kondisinya sudah tidak bisa membendung angin malam dan nyaris terjatuh ke tanah hingga harus ditutupi dengan kain agar anak-anaknya tetap nyaman beristirahat.

Arjunawati bersama dua anaknya serta ibu kandungnya yang sudah paruh baya juga tidak bisa berharap banyak pada dinding kayu yang menyelimuti sebagian rumah. Dinding kayu yang sudah mulai lapuk dimakan usia ini hanya menunggu waktu untuk roboh ke tanah. Soal celeh, sudah seperti jaring nelayan, banyak lubangnya, hingga angin dapat dengan leluasa mondar mandir masuk rumah mulai siang hingga malam hari.

Begitulah sekilas kondisi rumah yang dihuni oleh Arjunawati bersama ibu kandungnya yang sudah renta dan dua anak kandungnya saat Distori.id bersama Keucik Alue Manggota, T. Fakri dan aparatur desa menyapa keluarga ini dihari itu.

Dibawah atap rumah kumuh ini pula, Arjunawati beserta keluarga beribadah kepada sang pencipta. Memanjadkan doa, puji dan syukur atas apa yang telah diberikan Allah kepada keluarganya, walau dalam serba kekurangan, namun mereka menyukuri itu. Toh, mereka hidup bahagia selama ini.

Beranjak dari kantor Keucik dengan menggunakan sepeda motor, hanya butuh kurang dari satu menit untuk sampai ke rumah Arjunawati. Saat tiba, beberapa anak kecil terlihat sedang bermain bola kaki tepat di depan rumah Arjunawati. Mereka tertawa girang sambil mengejar dan saling mengoper bola kepada temannya.

Suara lembut khas ibu-ibu menyapa Keucik dan rombongan dari dalam rumah. Rombongan dipersilahkan masuk untuk mengobrol di dalam rumah. Arjunawati menawarkan minum dan duduk, ini merupakan salah satu adap orang Aceh ketika menerima tamu. Ibu kandung Arjunawati ikut serta mengobrol bersama rombongan Keucik saat itu.

Foto: Penampakan rumah tidak layak huni milik janda di Abdya. (Distori/Syamsurizal).

Arjunawati terlihat senang menerima kedatangan Keucik dan rombongan ke kediamannya. Dia juga tidak sungkan ketika Pers melontarkan beberapa pertanyaan seputar kehidupan keluarganya. Dia sosok ibu yang ramah dan lembut.

“Silahkan pak, masuk. Inilah rumah saya apa adanya,” begitu kalimat pembuka yang keluar dari mulut Arjunawati saat rombongan Keucik tiba.

Arjunawati berkisah, dirinya dan keluarga sudah menempati rumah ini selama 30 tahun. Rumah ini ditempatinya bersama dua anak dan ibu kandungnya. Sementara anak pertamanya saat ini mengadu nasib di perantauan.

“Kami tinggal berempat, saya, ibu saya dan dua anak saya. Anak saya satu lagi dirantau,” kata Arjunawati menjawab pertanyaan pembuka wartawan.

Sambil berlinang air mata, dia mengisahkan, sudah 25 tahun menjadi ayah dan ibu untuk anak-anaknya setelah berpisah hidup (cerai) dengan suaminya. Selama itu juga, Arjunawati tidak kenal dengan lelah, apa saja dikerjakan asalkan dapat uang halal untuk menghidupi anak dan ibunya.

“Saya tidak ada kerja tetap. Setelah cerai saya kerja apa saja yang penting halal untuk biaya hidup dan sekolah anak. Anak saya yang satu saat ini sekolah di SMK,” ucap Arjunawati.

Menarik bagian ujung jelbab hitam yang dipakainya, dengan tangan kanan, Arjunawati mengusap air mata yang jatuh di pipi. Meski berat berucap, namun dia bukan sosok manusia lemah. Dia adalah ibu tangguh yang tidak pasrah dengan ketidak berdayaan.

Dia juga yakin dengan doa dan kegigihan, kesulitan akan mampu dilalui, dan dia juga yakin Allah tidak akan menguji hambanya diluar batas kemampuan. Dan itu benar adanya, doa ibu ini dikabulkan Allah lewat tangan-tangan orang baik di Aceh Barat Daya.

Awal tahun 2024, tepatnya bulan Februari. Kabar tentang doanya dan keluarga dikabulkan Allah didengar lewat mulut Keucik. Rumahnya akan direhap lewat Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-119 Kodim 0110 Aceh Barat Daya tahun 2024.

“Ada firasat saya saat itu. Namun saya hanya berdoa kepada Allah agar firasat itu terwujud. Alhamdulillah benar saja saya dapat kabar dari Keucik rumah saya akan direhap lebih bagus,” kata Arjunawati.

Dia beryukur kepada Allah dan berterimakasih kepada Kodim 0110 Abdya, Pemkab dan Keucik yang telah memilih rumahnya untuk dibedah dan dibuat lebih layak lagi, sebagai tempat beribadah dan beristirahat dengan keluarga.

“Terimakasih pak Dandim, Pemkab Abdya dan pak Keucik untuk bantuan ini. Tentu saya dan keluarga tidak mampu membalas apa yang telah diberikan kepada saya, hanya dalam doa saya berharap Allah membalas setimpal,” begitu ucapnya.

Program TMMD ini adalah sebagai wujud dari kemanunggalan TNI dan Rakyat dalam bentuk operasi bhakti yang dilaksanakan bersama seluruh komponen masyarakat termasuk pemerintah daerah dimana kegiatan ini ditempatkan.

Di Kabupaten Abdya, program TMMD ke-119 ditempatkan di Desa Alue Manggota, Kecamatan Blangpidie setelah sebelumnya sukses dilaksanakan oleh pihak Kodim 0110 Abdya bersama Pemkab di Kecamatan Lembah Sabil.

Berbagai program dalam TMMD ini dapat menyentuh langsung masyarakat. Contoh, pembukaan akses jalan pegunungan, pembuatan rumah tidak layak huni, penyuluhan dan banyak program-program lain didalammya.

Keucik Alue Manggota, T. Fakri mengaku beryukur dengan ditempatkannya TMMD ke-119 di desanya. Dia berujar, lebih dari 50 Kepala Keluarga (KK) tersentuh dengan terbangunnya akses di pegunungan dengan panjang 3,2 kilometer (Km).

“Lebih dari 50 KK terdampak lewat pembangunan akses di pegununggan yang dibangun dari program TMMD ini. Masyarakat kami yang 99 persen adalah petani-pekebun sangat antusias menyambut program ini. Kami mendambakan program ini selama ini,” kata T. Fakri diwawancara wartawan di kantor keucik setempat.

Dikisahkannya, sebelum akses ini dibangun, petani didesanya harus menempuh jarak 2 Km yang memakan waktu 2 jam lebih dengan berjalan kaki untuk sampai ke kebun masing-masing. Imbasnya, hasil panen sulit untuk dibawa pulang, sebab harus di pikul dengan jarak yang sangat jauh.

“Dengan adanya akses ini tentu dapat memangkas jarak tempuh dan perawatan kebun akan lebih maksimal. Kita perkirakan dapat memangkas waktu hingga satu jam lebih,” sebutnya.

Lanjutnya, dirinya dan masyarakat mengaku tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata rasa syukur atas ditempatkan program ini didesanya. Karena ini memang merupakan rahmat dari yang maha esa. Dari yang dulunya banyak hasil panen yang ditinggal karena medan dan akses yang tidak mendukung, tentu kini sudah berbeda, karena hasil panen sudah bisa di bawa dengan kendaraan.

 “Petani kita disini Palawija, ada durian, pinang, jengkol dan sebagainya. Tentu dengan adanya akses ini semangat patani untuk merawat kebunnya akan lebih baik. Maka dari itu, antusias mastarakat menyambut TMMD sangat baik, semoga sukses sesuai harapan,” katanya.

Komandan Kodim 0110/Abdya Letkol Inf Beni Maradona membuka secara resmi Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-119 Kodim 0110/Abdya bertema”Darma Bhakti TMMD Mewujudkan Percepatan Pembangunan Wilayah.

Pembukaan kegiatan ini berlangsung di lapangan Alue, Selasa, 20 Februari 2024. Hadir, Pj. Bupati Abdya H. Darmansah, S.Pd sejumlah pejabat TNI diantaranya Danrem 012/Teuku Umar Kolonel Inf Deni Gunawan, Pamen Ahli Bidang Idpol Kolonel Inf Corri Sigalingging dan pejabat utama TNI lainnya.

Kemudian, Kapolres Abdya AKBP Agus Sulistianto, Kajari Abdya Heru Widjatmiko, Ketua DPRK Abdya Nudianto dan unsur pejabat daerah lainnya.

Dandim dalam sambutannya mengatakan, program TMMD ini berlangsung selama 30 hari mulai dari Selasa, 20 Februari 2024 hingga Rabu 20 Maret 2024 mendatang.

Foto: Pembukaan TMMD ke-119 Kodim 0110 Abdya. (Distori/Syamsurizal).

“TMMD di Desa Alue Manggota ini menyasar pembangunan fisik dan non fisik. Kita wacanakan pembangunan akses jalan di pegunungan sepanjang 4Km untuk mempermudah petani dalam berkebun,” kata Letkol Inf Beni Maradona dalam sambutannya saat itu.

Dandim juga berkata, di lokasi ini juga akan di bangun sasaran fisik lainnya antara lain 3 unit jembatan dan 1 unit gorong-gorong. Ada juga program membangun pola psikis masyarakat melalui kegiatan sasaran non fisik berupa ragam penyuluhan/sosialisasi diantaranya tentang bela negara, wawasan kebangsaan, pelayanan kesehatan, pertanian, pendidikan, hukum dan Kamtibmas, Narkoba, KB Kesehatan, reboisasi, dan bhakti kesehatan untuk pencegahan stunting.

“Mohon dukungan dan partisipasi aktif dari semuanya, agar program ini dapat tercapai dengan maksimal. Sehingga hasilnya ini dapat dirasakan untuk perbaikan kemajuan ekonomi Abdya kita,” katanya. []

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button