DISTORI.ID – Viral video di media sosial momen jemaah tinggalkan lokasi salat Idulfitri, ketika khatib menyampaikan khotbah menyangkut dugaan kecurangan pemilu.
Video tersebut berseliweran di media sosial TikTok dalam unggahan, peristiwa itu terjadi di Lapangan Tamanan, Banguntapan, Bantul, DIY.
“Sholat ied di lapangan Tamanan Bantul lagi rame lur, khotbah politik di tinggal bubar jemaah,” tulis netizen di Akun TikTok, dikutip Eranasional, Jumat 12 April 2024.
Video berdurasi tak kuran dari 20 detik itu menampilkan sejumlah Jemaah meninggalkan lapangan tempat salat.
Sementara di video kedua, menunjukkan sosok khatib dengan penggalan ceramahnya yang menyinggung kecurangan pemilu melibatkan pejabat negara.
“Para pejabat negara menjadi sangat lebih memalukan dan memuakkan karena kecurangan dalam pemilu yang dinilai banyak pihak yang terburuk dalam sejarah Indonesia,”ujarnya dalam video.
“Ironisnya problematika pelanggaran pemilu yang sering disebut terjadi secara terstruktur, sistematis, dan masif terjadi justru di terkait dengan perilaku Joko Widodo sebagai presiden RI, sebagaimana yang tersebar luas di media sosial dan surat kabar,” sambung sosok khatib dalam video.
Samar-samar terdengar riuh dari arah para jemaah saat khatib tersebut menyampaikan khotbahnya.
“Sebab itu mereka yang dulu merasa sebagai pemilihnya sebaiknya istighfar karena pilihannya telah membuat kecewa banyak pihak. Bangsa kita adalah bangsa yang besar,” ucap sang khatib.
Kepala Kantor Kemenag Bantul, Ahmad Shidqi sementara itu mengaku telah menginstruksikan jajarannya di KUA Banguntapan untuk menelusuri kebenaran video tersebut.
Hasilnya, diketahui bahwa salat idulfitri di Lapangan Tamanan tersebut diselenggarakan oleh panitia Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) setempat.
Berdasarkan hasil konfirmasi jajaran KUA kepada ketua PHBI setempat, sosok khatib tersebut diketahui merupakan seorang akademisi atau dosen di Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Saat khotbah yang bersangkutan menyinggung bab politik, diperkirakan sebanyak 25 persen jamaah angkat kaki dari lapangan.
“Di tengah khotbah, sebagian jemaah pergi meninggalkan lapangan setelah menyimak isi materi khotbah yang menyitir salah satu ayat Al Quran dikaitkan dengan kecurangan pemilu,” ucapnya.
Ahmad juga menyebut saat panita memohon sang dosen untuk menjadi khatib, kedua belah pihak memang tak membicarakan materi khotbah.
Padahal kata Ahmad, Kemenag Bantul beberapa hari sebelum lebaran telah membuat dan mengedarkan panduan penyelenggaraan salat Idulfitri 1445 H sebagai tindak lanjut SE Menag Nomor 1/2024.
Dijelaskan Ahmad, pada poin ke-5 panduan itu sudah diatur jika materi khotbah harus disampaikan dengan menjunjung tinggi ukhuwah islamiyah, mengutamakan nilai-nilai toleransi, persatuan dan kesatuan bangsa, serta nihil muatan politik praktis sesuai SE Menag Nomor 9/2023 tentang Pedoman Ceramah Keagamaan.
“Memang isi khotbah tersebut tidak mengindahkan imbauan materi khutbah idulfitri seperti yang tertuang dalan SE Menag No.1 tahun 2024,” tegas Ahmad.
Panitia telah mengoreksi diri dan sudah berjanji agar lebih berhati-hati ke depanya.
Kemenag dalam hal ini turut mengimbau supaya masyarakat mencermati panduan pemerintah sehingga kejadian serupa tidak terulang di lain waktu. []