AKADEMIKPENDIDIKAN

Menghapus Tabu: Inisiatif Mahasiswi Perangi Period Poverty

DISTORI.ID – Kesulitan mengakses sanitasi masih dirasakan mayoritas perempuan. World Bank (2022) mengungkap terdapat 500 juta orang yang tidak mendapatkan fasilitas memadai, untuk mengelola kebersihan menstruasi.

Diskriminasi sosial dan budaya tabu, menjadikan perempuan enggan berbicara mengenai menstruasi di muka umum. Minimnya pengetahuan akan menstruasi, juga memperkeruh kemiskinan menstruansi atau period poverty (YouGov, 2022).

United Nations Population Fund (UNPF) menjelaskan period poverty sebagai kurang terpenuhinya sanitasi menstruasi.

Diakibatkan kurangnya akses terhadap produk dan fasilitas menstruasi, seperti pembalut, kamar mandi, air bersih, pengelolaan limbah, dan edukasi.

Kondisi itu memotivasi Ni Wayan Listyawati Ningrum, mahasiswi Program Studi Komunikasi Universitas Pertamina, untuk mengusung kampanye meningkatkan kesadaran kebersihan menstruasi perempuan.

Berpartisipasi dalam ajang Duta Generasi Emas 2024, Tya menginisiasi pembuatan ‘Menstrual Aid’ sebagai langkah awal menanggulangi period poverty.

“Meski tinggal di kota besar, saya merasakan keterbatasan akses untuk mendapat sanitasi seperti pembalut pengganti selama menstruasi. Tak hanya saya, teman-teman juga menghadapi masalah serupa. Akhirnya saya membuat Menstrual Aid yang berisi kotak pembalut, untuk memudahkan perempuan mendapatkan akses kebersihan selama haid,” jelas Tya dalam wawancara daring (20/2).

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button