DISTORI.ID – Konferensi Cabang (Konfercab) III Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) Provinsi Aceh sukses dilaksanakan, Sabtu (18/3/2023) di Blang Poroh Cafe & Resto Blangpidie.
Hasil Konfercab III IAI cabang Abdya ini melahirkan kepengurusan baru untuk masa bakti 2022/2026. Terpilih sebagai ketua Zulfikar, terpilih sebagai sekretaris Rika Ayuspita, dan sebagai Bendahara Hasni Sri Nova Yanti.
Zulfikar dalam sambutannya mengatakan, semestinya Konfercab ini dilaksanakan pada Desember 2022 lalu mengingat masa bakti kepengurusan periode 2018/2022 kepengurusan IAI Abdya sudah berakhir.
“Semestinya Konfercab lll IAI Abdya ini dilaksanakan pada Desember tahun lalu, namun karena satu dan lain hal maka baru pada hari ini dapat kami selenggarakan,” kata Zulfikar usai terpilih sebagai ketua.
Zulfikar berujar, Konfercab III IAI Kabupaten Abdya masa bakti 2022/2026 tetap satu periode atau maksimal 4 tahun dan selanjutnya akan dipilih kembali kepengurusannya sesuai dengan ADART IAI.
Tambahnya, data sarana Apotek yang ada di Kabupaten Abdya berjumlah 14 Apotek tersebar di Kecamatan Blangpidie 12 Apotek, Kecamatan Susoh 1 Apotek dan Kecamatan Babahrot 1 Apotek dengan jumlah total Apoteker 17 orang.
“Ada 3 orang Apoteker yang baru saja bergabung ke PC IAI Kabupaten Abdya dikarenakan baru lulus, sebab itu belum mendapatkan sarana praktik, mudah-mudahan ke depan akan ada pemilik sarana buka Apotek baru dan rumah sakit,” harap dia.
Dijelaskan, Puskesmas yang ada dalam seluruh wilayah kerja Kabupaten Abdya belum ada tenaga apoteker, maka dari itu pihaknya merasa perlu untuk ditempatkan tenaga apoteker di semua Puskesmas sesuai dengan tupoksi kerja masing-masing agar mutu obat dan mutu pelayanan dapat ditingkatkan.
“Jumlah total 17 tenaga apoteker yang ada di Abdya terdiri dari PNS jumlah 9 orang, P3K 1 orang, Nusantara Sehat 1 orang dan Non PNS 6 orang,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan, terkait keberadaan tenaga poteker yang masih sangat minim di Abdya, hal ini meresahkan dunia kesehatan apalagi terkait isu tentang syrup yang mengandung zat tambahan yang dapat menyebabkan gagal ginjal akut pada anak-anak pada bulan Aktober 2022 lalu.
Kemudian, lanjut Zulfikar, begitu maraknya peredaran obat palsu yang secara organoleptik tidak bisa dibedakan antara yang palsu dan yang asli.
“Oleh karena itu kami harap kepada Pemerintahan Abdya agar sudi kiranya untuk menambahkan Formasi CPNS bagi tenaga apoteker demi menjaga mutu obat dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” katanya. []
Laporan | Syamsurizal