DISTORI – Industri pertambangan memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di Aceh, mulai dari kontribusi terhadap perekonomian daerah hingga memberikan manfaat nyata bagi dunia pendidikan.
Koordinator Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Syiah Kuala, Ir. Pocut Nurul Alam, menjelaskan bahwa sektor ini tidak hanya menjadi salah satu penggerak ekonomi daerah tetapi juga membuka peluang besar bagi para mahasiswa untuk mengasah keterampilan langsung di lapangan.
“Mahasiswa bisa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih mendalam melalui kuliah lapangan di area pertambangan, sehingga mereka tidak hanya memahami teori, tetapi juga menyaksikan secara langsung proses kerja yang ada di industri ini,” kata Pocut, Sabtu (2/11/2024).
Baginya, kesempatan untuk turun ke lapangan adalah pengalaman yang tak tergantikan dan dapat memperkaya pengetahuan mahasiswa dalam menghadapi tantangan nyata di dunia kerja.
Lebih dari sekadar sarana belajar, kehadiran industri tambang berperan besar dalam mendukung pembangunan di Aceh.
Salah satu kontribusinya adalah peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) melalui pajak dan retribusi yang diberikan oleh perusahaan tambang, yang kemudian digunakan untuk membiayai berbagai program pembangunan di wilayah setempat.
Selain itu, kata Pocut, tambang menjadi sumber lapangan kerja bagi masyarakat, baik secara langsung dalam operasi tambang maupun secara tidak langsung melalui industri pendukung seperti transportasi dan logistik.
Sektor pertambangan juga sering kali memicu pembangunan infrastruktur di sekitarnya. Jalan, jembatan, dan berbagai fasilitas umum lainnya yang dibangun oleh perusahaan tambang turut memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Peningkatan aksesibilitas ini membawa manfaat luas, baik untuk aktivitas ekonomi maupun kehidupan sehari-hari masyarakat.
Di sisi ekonomi lokal, keterlibatan pengusaha setempat dalam rantai pasok dan jasa yang dibutuhkan oleh industri tambang mendorong pertumbuhan usaha kecil dan menengah. Hal ini membuka peluang bagi pengusaha lokal untuk berkembang dan memperkuat ekonomi daerah secara berkelanjutan.
Seiring dengan itu, beberapa perusahaan tambang juga berkomitmen pada program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas. Program CSR ini mencakup pembangunan sekolah, pusat kesehatan, serta pelatihan keterampilan bagi warga setempat, yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat.
“Jika tambang menghasilkan komoditas yang diekspor, Aceh juga dapat memperoleh pemasukan devisa, yang memperkuat ekonomi tidak hanya di tingkat daerah tetapi juga secara nasional,” ujar Pocut Nurul Alam.
Ia menambahkan bahwa teknologi canggih yang diterapkan dalam operasi tambang turut mendorong peningkatan keterampilan bagi tenaga kerja lokal melalui program pelatihan dan transfer teknologi yang dilakukan oleh perusahaan.
Lebih jauh, kehadiran sektor tambang juga membantu mengurangi ketergantungan ekonomi Aceh pada sektor-sektor tradisional seperti pertanian dan perikanan, menciptakan diversifikasi ekonomi yang penting untuk stabilitas jangka panjang.
Selain itu, industri tambang sering kali menarik minat investasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang membawa aliran modal baru ke Aceh dan menciptakan efek domino pada pertumbuhan sektor lainnya.
Pocut mengapresiasi kehadiran perusahaan tambang di Aceh, seperti PT Mifa Bersaudara, yang dapat terus menjadi mitra dalam mendukung pembangunan daerah dan peningkatan keterampilan bagi generasi muda Aceh.
“Dengan adanya sinergi antara dunia akademis, industri, dan pemerintah, kami berharap sektor pertambangan akan semakin berkembang dan memberikan manfaat luas bagi masyarakat dan mahasiswa kami, yang tengah menyiapkan diri untuk masa depan,” pungkasnya. []