DAERAHISLAMNEWS

Kisah Haru Nek Ruhamah, Jemaah Haji Sabang yang Meninggal di Makkah Setelah Hampir Gagal Berangkat

DISTORI.ID – Sedikit cerita tentang Ruhamah binti Hasan Amin, jemaah haji Sabang yang wafat di Tanah Haram. “Nenek Ruhamah”, sapaan akrab kami, jemaah haji Sabang. Ia adalah sosok yang tangguh dalam banyak hal.

Walaupun umur tidak tergolong muda yakni 84 tahun, tapi asa Nek Ruhamah untuk berhaji di tahun ini sungguh membuat hati kami tersentuh. Ia adalah Jemaah Haji Indonesia yang tergabung di Kloter BTJ-01 yang berangkat, Rabu (29/6/2024).

Bermula pada saat ditetapkannya nama Ruhamah binti Hasan Amin sebagai salah satu jemaah haji Indonesia yang akan berangkat pada musim haji 2024. Saat dihubungi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Sabang bahwa ia akan berangkat, Nenek Ruhamah segera mengurus berkas yang diperlukan sampai dengan mengecek kesehatan di rumah sakit.

Setelah semua berkas selesai, ternyata ada berita buruk bahwa nomor porsi Nenek Ruhamah mengalami kesalahan teknis sehingga ia dinyatakan batal untuk berangkat haji di tahun ini. Rasa sedih dirasakan oleh Nenek Ruhamah dan keluarga.

Akan tetapi, semangat dan doanya tidak pernah putus untuk bisa berhaji. Gayung bersambut, Nenek Ruhamah dikabarkan bahwa akan diberangkatkan haji pada tahun ini. Sontak rasa gembira menyelimuti nenek dan keluarga.

Tetapi permasalahan yang lain kembali menguji, bahwa Nenek Ruhamah akan diberangkatkan bersama Kloter 9 karena kuota untuk Kloter 1 Sabang sudah penuh, hal tersebut tak menghalangi niatnya untuk berhaji.

Beberapa hari sebelum keberangkatan jemaah haji Sabang, nenek diberitahukan bahwa ada salah satu jemaah asal Sabang dinyatakan batal berangkat tahun ini karena musibah, dan qadarullah nama Nenek Ruhamah dimasukkan ke dalam Kloter BTJ 01 bersama jemaah Sabang.

Rasa senang dan haru pun menyelimuti Nenek Ruhamah dan keluarga ketika hendak meninggalkan Kota Sabang, tangis haru keluarga yang ditinggalkan mengiringi keberangkatan beliau ke tanah haram.

Ketika di dalam pesawat, Nenek Ruhamah sangat ceria, bahagia, dan selalu tersenyum. Pengalaman ini diceritakan dokter yang menemani Nenek Ruhamah di pesawat, apapun yang ia ingin kerjakan dikerjakan sendiri, sungguh tekad nenek untuk menyentuh Tanah Haram sangat luar biasa.

Sesampai di Kota Makkah, kami bersama Nenek Ruhamah segera melaksanakan umrah wajib pada pagi harinya. Selama di Makkah, Ruhamah selalu ceria dan mengatakan bahwa ia sangat ingin setiap salat dikerjakan di Masjidil Haram, akan tetapi demi kesehatannya dokter menganjurkan Nek Ruhamah untuk salat di hotel saja.

Tetapi Allah Swt berkehendak lain, sepekan sesampai di Tanah Haram Nek Ruhamah dinyatakan meninggal dunia, jenazahnya disalatkan di Masjidil Haram. Sungguh kematian yang diinginkan oleh setiap muslim, didoakan dan disalatkan jutaan orang.

Dikebumikan di Tanah Makkah, tanah kelahiran Nabi Muhammad saw. Sungguh sangat mulia kembalinya Nenek Ruhamah ke sisi Mu ya Allah.

Imam Al Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumuddin mengutip sabda Nabi Muhammad saw. “Barang siapa yang berangkat haji dan umrah, lalu meninggal (dalam perjalanan), Allah akan membalasnya berupa pahala haji dan umrah sampai hari kiamat. Dan siapa yang mati di salah satu tanah terlarang, maka dia tidak akan dimintai pertanggungjawaban, maka akan dikatakan kepadanya, ‘Masuklah ke surga’.” (HR Al-Baihaqi).

Nenek Ruhamah kini istirahat dengan tenang di pemakaman syuhada. Kita doakan demikian.

“Almarhumah sudah dimakamkan di Maqbarah Syuhada Syarair. Kita doakan semoga almarhumah diampuni segala dosanya dan ditempatkan di sisi Allah Swt,” ujar Kakanwil Kemenag Aceh/Ketua PPIH BTJ Azhari sehari setelah Nek Ruhamah meninggal dunia.

Nek Ruhamah jemaah tegar asal Desa Ujong Kareung, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang tersebut meninggal di Rumah Sakit King Faisal, Makkah, Rabu (5/6/2024) pukul 20.55 Waktu Arab Saudi (WAS).

Allahumma Shalli ‘ala Muhammad. Sanggat indah perjalanannya ya Allah, berkahi dan ridhai jalannya. Kami bersaksi bahwa beliau adalah orang yang baik. Allaahumma Amin. []

Ditulis oleh Mardiana, Jemaah Haji Sabang yang tergabung di Kloter BTJ-01. Ia juga merupakan seorang guru yang mengabdi di MAN Sabang.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button