DISTORI.ID – Forum Jurnalis Aceh Jakarta (For-JAK) akan menggelar diskusi bedah buku “Sejarah Mati di Kampung Kami” karya Nezar Patria yang juga Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo).
Kegiatan tersebut berlangsung di Aula Lantai 2 Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA), Jalan RP Soeroso, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, pada Jumat (21/7/2023) mendatang.
Kegiatan ini diselenggarakan secara hybrid (tatap muka dan online) berkerja sama dengan Badan Penghubung Pemerintah Aceh, PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk, PT Pegadaian (Persero), PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk, PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero), dan Tanda Baca.
Ketua For-JAK Salman Mardira mengatakan, selama ini narasi tentang Aceh kerap bersinggungan dengan konflik bersenjata, bencana, keislaman penduduknya, kopi, dan ganjanya yang terkenal masyhur. Padahal Aceh yang multikulturalisme kosmopolitan, terbuka, inklusif dan mampu memberikan warna tersendiri bagi masyarakat Indonesia.
“Cerita-cerita humanis masyarakatnya yang kosmopolit dan terbuka dalam melihat berbagai persoalan masih jarang tergambarkan dengan baik. Bang Nezar Patria menggali cerita humanis dari Aceh yang merupakan kampung halamannya, dari sudut pandangnya sendiri,” kata Salman dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu (19/7/2023).
Menurut Salman, Nezar Patria yang juga Dewan Pembina For-JAK mengajak pembaca untuk mengetahui keseharian masyarakat Aceh secara mendalam lewat tulisan-tulisannya. Seperti kisah tentang mayat-mayat korban tsunami, tukang cukur, hingga sirop legendaris yang dikenal masyarakat di ujung sumatera itu disajikan dengan renyah dan menyentuh pembaca.
“Kehadiran buku ini melengkapi kekosongan narasi tentang Aceh yang mungkin belum banyak diketahui masyarakat luas khususnya generasi saat ini,” ujar Salman.
Sementara itu, Koordinator Panitia Pelaksana Bedah Buku “Sejarah Mati di Kampung Kami”, Rayful Mudassir menyebutkan konsep bedah buku ini berfokus pada diskusi buku yang dilahirkan oleh Nezar Patria.
“Dimulai dengan penjelasan editor buku, ada juga sesi pemaparan dari penulisnya langsung mencakup isi buku, cerita di balik tulisan tersebut dan pesan yang ingin disampaikan,” sebut Mudassir.
Buku ini akan dibedah langsung oleh jurnalis senior yang juga sastrawan Bre Redana dan dosen komunikasi Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Samiaji Bintang. Diskusi akan dimoderatori oleh Muhammad Riza Nasser, produser BTV.
Diskusi tersebut akan lebih seru, sebab, para peserta terdiri dari berbagai kalangan terutama tokoh Aceh di nasional akan diajak memberi pandangannya terhadap buku tersebut.
“For-JAK menilai buku ‘Sejarah Mati di Kampung Kami’ penting dibedah untuk mengambil intisari dan pembelajaran dari beragam peristiwa dan buah pikir penulis yang termuat dalam buku ini,” kata jurnalis Mudassir.
“Pada akhir sesi akan ada doorprize untuk penanya terbaik. Kegiatan ini juga akan disiarkan langsung melalui media sosial,” pungkasnya.
Selain diskusi, acara bedah buku ini juga akan menampilkan pembacaan puisi oleh sastrawan sekaligus Dewan Pembina For-JAK, Fikar W Eda.
Bagi yang tidak sempat hadir ke lokasi, acara ini juga dapat diikuti lewat siaran langsung di Youtube For-JAK Official dan Facebook Forum Jurnalis Aceh Jakarta.
Untuk diketahui, Forum Jurnalis Aceh Jakarta atau For-JAK, merupakan wadah perkumpulan dan silaturahmi. Forum ini deklarasi di Jakarta, 9 Februari 2020 lalu.
Sejumlah jurnalis asal Aceh yang bekerja di berbagai media di Jakarta bernaung dalam For-JAK. Saat ini, For-JAK dinahkodai oleh Salman Mardira (Okezone.com) sebagai ketua dan Ferdian Ananda Majni (Media Indonesia) sebagai Sekretaris Jenderal For-JAK. []
Editor: M Yusrizal