DAERAHNEWSPERISTIWA

Warga Lokop, Peunaron dan Simpang Jernih Saling Bantu karena Belum Terima Bantuan Logistik

DISTORI.ID – Sepekan setelah banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Barat dan Sumatera Utara, Katahati Institute yang membuka posko bersama Leuser Coffee kembali mendapatkan laporan dari daerah terisolir, Peunaron Kabupaten Aceh Timur.

Berdasarkan pesan singkat yang dikirim oleh Raudhatul Jannah, Ibu Camat Kecamatan Peunaron “Masyarakat Sudah Kelaparan, Akses Terputus Total”

Menurutnya, kondisi darurat kemanusiaan yang sedang berlangsung di Lokop, Peunaron, dan Simpang Jernih akibat banjir dan longsor besar yang melanda wilayah tersebut, sudah sepekan, ketiga wilayah itu belum menerima bantuan logistik apapun karena akses yang terputus total.

“Warga sekarang sudah sangat kelaparan karena persediaan pangan di lokasi sudah habis. Dengan rasa sosial yang tinggi, warga Peunaron masih berusaha berbagi sandang pangan dan pakaian kepada warga Lokop yang kondisinya jauh lebih parah,” ujar Raudhatul Jannah.

Banjir bandang di Lokop dilaporkan telah menghanyutkan lima desa, menjadikan wilayah tersebut sebagai salah satu titik paling parah terdampak banjir di Aceh Timur.

Sementara itu, untuk saat ini satu-satunya akses komunikasi di Peunaron hanya tersedia di Warung Kopi Leuser, milik Mukhlis staf Forum Konservasi Leuser (FKL). Warung tersebut kini berubah menjadi posko darurat Muspika dan pusat komunikasi warga.

Camat dan Muspika Peunaron akhirnya berhasil mencapai Peunaron dari ibu kota Aceh Timur, setelah lima hari bolak–balik berusaha menembus jalur yang tertutup banjir dan longsor.

Katahati Institute bersama Leuser Coffee dan FKL Aceh saat ini berfokus pada penanganan wilayah-wilayah terisolir, yang hingga kini masih membutuhkan bantuan mendesak.

Katahati Institute kembali mengimbau pemerintah, lembaga kemanusiaan, dan seluruh pihak terkait untuk melakukan penanganan cepat, tepat, dan prioritas bagi daerah-daerah yang masih terisolir, seperti Peunaron dan Lokop ini dan juga daerah-daerah terisolir lainnya.

“Kami meminta percepatan respons agar tidak terjadi kondisi yang lebih buruk. Warga kekurangan makanan, akses komunikasi terputus , dan desa-desa telah hilang terseret arus. Situasinya sangat kritis,”pungkasnya. []

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button