DISTORI.ID – Pakistan berjanji akan membalas serangan India ke wilayahnya dan Kashmir yang dikelola Islamabad.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menyebut serangan itu sebagai kesalahan fatal yang harus dibayar.
“Atas kesalahan mencolok yang dilakukan India tadi malam, kini mereka harus membayar harganya.”
“Mungkin mereka mengira kita akan mundur, tetapi mereka lupa bahwa ini adalah negara yang penuh dengan orang-orang pemberani,” kata Sharif melalui siaran nasional PTV, seperti diberitakan Reuters.
Militer Pakistan melaporkan sedikitnya 31 warga sipil tewas dan 46 luka-luka dalam serangan udara dan penembakan lintas batas.
Salah satu rudal dilaporkan menghantam masjid-madrasah di Muzaffarabad, menewaskan tiga orang.
India mengeklaim menargetkan sembilan lokasi yang disebut terkait kelompok bersenjata, namun Islamabad membantah tuduhan tersebut.
Menteri Luar Negeri Pakistan Mohammad Ishaq Dar menyebut komunikasi sempat terjadi antara penasihat keamanan nasional kedua negara, namun respons militer tetap akan diberikan.
“Kami akan membalas pada waktu, tempat, dan cara yang kami pilih,” ujar pernyataan resmi pemerintah, Rabu (7/5/2025).
Ketegangan ini dipicu serangan bulan lalu terhadap wisatawan Hindu di Kashmir yang dikelola India. New Delhi menyalahkan kelompok berbasis Pakistan, sementara Islamabad membantah keterlibatan.
India telah menutup 21 bandara sipil dan menyatakan tak ada warga sipil terdampak dalam serangan mereka.
Sebaliknya, militer Pakistan menyebut ribuan penumpang dari 57 pesawat internasional terancam saat serangan berlangsung.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung pendekatan Pakistan yang dinilai “tenang dan terkendali”.
Sementara Presiden AS Donald Trump menyerukan deeskalasi.
“Saya ingin ini berhenti. Jika saya bisa bantu, saya akan turun tangan,” kata Trump.
Pengamat dari Georgetown University, Uday Chandra, menilai pembalasan Pakistan sudah diprediksi, tapi kedua negara diyakini tak menginginkan perang terbuka. (Kumparan)