“Meski profil panelis didominasi oleh para akademisi dari berbagai bidang keamanan dan pertahanan, justru menjadikan diskusi yang dijalankan semasa karantina berjalan cukup intens. Dengan berbagai latar belakang kepakaran yang berbeda, para panelis memberikan perspektif beragam yang pada akhirnya memunculkan 18 pertanyaan yang dihadirkan dalam debat calon presiden,” tambah Dr. Ian.
Dalam perhelatan debat calon presiden Indonesia 2024 tersebut, pertanyaan yang mengacu pada aspek keamanan dan pertahanan digital juga menjadi topik yang digaungkan bagi para paslon untuk beradu gagasan.
Pertanyaan tersebut mengacu pada kebijakan pengembangan teknologi sebagai bentuk membangun keamanan siber dan kedaulatan data di ruang siber.
National Cyber Security Index pada 2023 yang lalu mencatat keamanan siber Indonesia berada di urutan ke-49 dari 176 negara dengan tingkat keamanan siber 63,64.
Angka ini jauh di bawah skor negara tetangga seperti Malaysia, dengan skor 79,22 diikuti oleh Singapura dengan skor 71,43. Faktor human error, kelemahan sistem dan peretasan disebut sebagai faktor berpengaruh dalam kejahatan siber (Hapsari, 2023).
Sebagai ahli dalam bidang keamanan dan pertahanan, Dr. Ian turut menanggapi hasil dari debat tersebut.
Menurut Dr. Ian, ketiga calon presiden Indonesia 2024 tersebut sepakat untuk meningkatkan keamanan dan pertahanan nasional melalui berbagai instrumen.