BUDAYASEJARAH

Farid Nyak Umar ajak pemuda jaga kebudayaan dan sejarah Aceh

DISTORI.ID – Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar, mengajak para pemuda Banda Aceh untuk mencintai budaya Aceh dan menjaga khazanahnya. Ia menekankan bahwa kebudayaan dan sejarah harus dijaga oleh generasi muda saat ini.

Hal tersebut disampaikan Farid saat bertemu dan berdiskusi dengan para pemuda Banda Aceh cinta sejarah, di Taman Budaya, Minggu (12/3/2024).

Farid menyadari bahwa di era globalisasi saat ini, warisan kebudayaan sedang mengalami kemerosotan di kalangan pemuda. Dampak arus globalisasi yang membawa kecanggihan teknologi, memiliki efek positif dan negatif bagi generasi muda. Menurutnya, penting bagi generasi muda Aceh untuk menjaga kebudayaan dan sejarah Aceh agar tetap lestari.

“Kita melihat kondisi hari ini sebahagian pemuda terbawa arus globalisasi, tren, dan gaya hidup dari budaya dari luar. Jika pemuda hari ini tidak melihat dan peka terhadap itu, maka kebudayaan kita sendiri yang akan tergerus seiring perkembangan masa,” kata Farid.

Farid mengatakan, dengan menanamkan cinta terhadap kebudayaan dan sejarah tak ubahnya seperti menyelamatkan peradaban suatu negeri atau bangsa. Apalagi Aceh yang memiliki begitu banyak kebudayaan dan sejarah yang diwariskan oleh para pendahulu di masa lalu.

Lebih lanjut, kata Farid, Aceh telah melahirkan banyak tokoh pahlawan dan keuneubah (warisan) dalam bentuk fisik dan immateriil, seperti kuliner, bahasa, perilaku, dan peninggalan-peninggalan situs sejarah yang tersebar di Provinsi Aceh.

“Rasa peka dan keingintahuan sejarah itu harus ditumbuhkan dalam sanubari generasi hari ini, agar mereka terhentak sikap, sifat, dan perilakunya untuk menjaga keunebah tersebut,” ujar Farid yang juga Ketua DPD PKS Banda Aceh.

Farid berharap, generasi muda Aceh memiliki usaha dalam menjaga dan mempertahankan kebudayaan dan sejarah Aceh sebagai bagian dari identitas mereka.

“Sebagai daerah yang memiliki sejarah yang kuat, bahkan pernah dikenal di dunia, generasi Aceh hari ini harus membentengi diri dengan pengetahuan kebudayaan daerahnya, agar mereka bisa mengenal indatu (leluhur) dan sejarah daerahnya,” imbuhnya. []

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button