NEWS

Pelaku Ledakan di SMAN 72 Diduga Siswa Korban Perundungan Temannya

DISTORI.ID – Pelaku ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, diduga salah satu siswa di sekolah tersebut yang dikabarkan mengalami perundungan atau bullying.

Salah satu siswa SMAN 72 berinisial S mengatakan ledakan itu diduga dilakukan oknum pelajar sekolahnya. Dia menduga aksi itu sebagai balasan karena kerap menjadi korban perundungan (bullying).

“Dia kerap jadi korban ‘bully’,” kata S dikutip dari Antara, Minggu (9/11/2025).

Sementara itu, Polda Metro Jaya masih mendalami motif pelaku melakukan aksinya tersebut, termasuk apakah pelaku ledakan menjadi korban perundungan (bully) oleh siswa lainnya.

“Ini juga masih dilakukan pendalaman terhadap motif, apakah yang bersangkutan korban bullying? Ini juga masih kita dalami,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto di Jakarta, Jumat.

Untuk memastikan hal itu, Budi menuturkan, pihaknya belum dapat meminta sejumlah keterangan dari para saksi karena mayoritas masih dalam penanganan rumah sakit.

“Karena saksi-saksi yang ada juga adalah menjadi korban dan butuh pemulihan dalam penanganan medis. Jadi, kemungkinan besok Bapak Kapolda Metro Jaya yang akan menyampaikan,” ujarnya.

Budi membeberkan perkembangan jumlah korban ledakan hingga saat ini 54 siswa. Rinciannya, 27 dirawat di RS Islam Jakarta, 6 dirawat di RS YARSI dan 21 siswa sudah diperbolehkan pulang.

“Kemudian, saat kami tinjau terkait luka apa saja yang dialami para korban yaitu luka-luka lecet dan pendengaran terganggu,” ujarnya.

Lebih lanjut, terkait temuan benda mirip senjata airsoft gun dan revolver di lokasi kejadian, Budi mengatakan setelah dilakukan pemeriksaan dapat dipastikan senjata itu adalah mainan.

“Mungkin rekan-rekan sudah melihat foto seperti senjata api dan pistol, itu diyakini dipastikan adalah mainan,” kata Kombes Budi Hermanto.

Sementara itu, Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Wamenko Polkam) Lodewijk Freidrich Paulus meminta masyarakat tenang dan tidak mengambil kesimpulan bahwa aksi tersebut merupakan bagian dari serangan terorisme.

“Jangan dikatakan ini ‘jumping conclusion’ bahwa ini aksi teroris. Kita belum sampai ke sana,” kata Lodewijk. []

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button