DISTORI.ID – Bupati Aceh Besar H. Muharram Idris (Syech Muharram) menghadiri kegiatan Collaborative Destination Development (CDD) Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) yang digelar di The Pade Hotel, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, Rabu (10/9/2025).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Injourney Air Ports bekerja sama dengan Bandara SIM dengan mengangkat tema “Enhancing Umrah and Tourism Air Connectivity in Aceh”.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut antara lain Wali Kota Sabang Zulkifli Adam, Direktur Komersial PT Angkasa Pura Indonesia Very Setiadiy, GM. PT Angkasa Pura Indonesia Setiyo Pramono.
Kemudian, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh (Disbudpar) Al Muniza Kamal S.STP, M.Si, Ketua KADIN Aceh, para Maskapai Penerbangan, para pemilik travel, dan tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah menekankan pentingnya kolaborasi seluruh pihak agar konektivitas udara dari Aceh semakin terbuka, khususnya untuk penerbangan ibadah umrah dan wisata.
Menurutnya, jamaah umrah asal Aceh selama ini masih banyak yang harus transit di Jakarta, Kuala Namu, atau bahkan negara tetangga seperti Kuala Lumpur (Malaysia) dan India.
“Dari sekitar 33 ribu jamaah umrah Aceh, hanya 14 ribu yang bisa berangkat langsung dari Aceh. Sisanya terpaksa transit di luar. Padahal jarak Aceh ke Arab Saudi lebih dekat dibandingkan Jakarta, dan seharusnya Aceh bisa menjadi daerah transit penerbangan umrah dan destinasi wisata,” ungkapnya.
Fadhlullah juga menyoroti masih terbatasnya frekuensi penerbangan dari Bandara SIM.
Saat ini hanya ada empat penerbangan rute Aceh–Jakarta dan tiga penerbangan rute Aceh–Kuala Lumpur setiap harinya.
Padahal, lanjutnya, posisi geografis Aceh sangat strategis karena lebih dekat ke Timur Tengah maupun Asia Selatan.
“Maskapai penerbangan seharusnya bisa mengakomodir seluruh jamaah haji dan umrah dari Aceh. Jika kegiatan seperti ini tidak mampu melahirkan solusi, maka pemerintah dan rakyat Aceh akan kembali menempuh langkah seperti dahulu kala, yakni membeli pesawat sendiri, sebagaimana rakyat Aceh dahulu membelikan pesawat RI 001 untuk bangsa Indonesia,” tegas Wagub.
Ia juga menambahkan, Aceh memiliki sejarah panjang dan dikenal luas di dunia Islam. “Nama Aceh bahkan lebih dikenal daripada Indonesia. Sejak awal masuknya Islam ke Asia melalui Samudera Pasai, Aceh sudah menjadi pusat perhatian dunia,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Aceh Besar H. Muharram Idris menyampaikan dukungan penuh terhadap upaya peningkatan konektivitas udara dari Aceh. Menurutnya, pembukaan penerbangan langsung tidak hanya memudahkan jamaah umrah, tetapi juga akan berdampak besar pada sektor pariwisata, ekonomi, hingga citra Aceh di mata dunia.
“Bandara SIM adalah pintu gerbang Aceh. Jika rute internasional lebih diperluas, maka akses ke Aceh akan semakin mudah, baik untuk jamaah umrah maupun wisatawan. Ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Bupati juga menegaskan bahwa Aceh memiliki keunggulan historis, geografis, dan kultural untuk dijadikan pusat konektivitas udara internasional.
“Aceh berada di posisi strategis di ujung barat Indonesia. Kami ingin agar potensi ini benar-benar dimanfaatkan, sehingga Aceh bisa menjadi titik atau pusat transit penerbangan umrah sekaligus destinasi wisata unggulan di Asia Tenggara,” imbuhnya.
“Ini berarti jamaah umrah tidak hanya berasal dari Aceh, tetapi juga dari daerah lain akan mendarat di Aceh terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan ke Tanah Suci (Jeddah atau Madinah), serta menjadi tempat transfer sebelum keberangkatan berikutnya,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengajak seluruh pihak untuk serius menindaklanjuti forum CDD ini.
“Kita jangan hanya berhenti pada diskusi. Harus ada tindak lanjut nyata, baik dari pemerintah, pengelola bandara, maupun maskapai penerbangan. Karena masyarakat Aceh sangat menunggu solusi ini,” tutup Bupati.
CDD kali ini juga menjadi ajang pertemuan lintas sektor yang menghadirkan masukan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, pengelola bandara, pelaku pariwisata, dan maskapai penerbangan.
Harapannya, dari forum ini dapat lahir strategi bersama untuk menjadikan Aceh sebagai pusat penerbangan umrah dan destinasi wisata unggulan. []