DISTORI.ID – Rektor Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Dr Mujiburrahman MAg menyampaikan ucapan selamat kepada Muzakir Manaf (Mualem) dan Fadhlullah (Dek Fadh) yang dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh periode 2025-2030 oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, atas nama Presiden Republik Indonesia (RI) di Gedung DPRA, Rabu (12/2/2025).
Mujiburrahman mengingatkan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) dan Fadhlullah (Dek Fadh) agar menjadikan pendidikan berkualitas sebagai prioritas utama dalam pemerintahan mereka.
Menurutnya, pendidikan yang baik adalah hak setiap warga Aceh dan menjadi kunci dalam membangun masa depan daerah yang lebih maju.
“Pendidikan adalah hak fundamental setiap warga Aceh. Pemerintah baru harus memastikan tidak ada anak Aceh yang tertinggal dalam mendapatkan akses pendidikan yang layak,” ujar Mujiburrahman dalam keterangannya, Rabu (12/2).
Mujiburrahman menekankan bahwa pendidikan yang berkualitas tidak hanya sebatas pembangunan infrastruktur sekolah, tetapi juga peningkatan kualitas guru, akses beasiswa, serta kurikulum yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
Selain itu, Mujiburrahman menyoroti pentingnya pemanfaatan anggaran pendidikan secara efektif. Ia menyinggung dana ratusan miliar yang mengendap di Baitul Mal Aceh, yang seharusnya dapat dialokasikan untuk membantu pendidikan masyarakat kurang mampu.
“Jangan sampai ada anak Aceh yang tidak bisa bersekolah karena faktor ekonomi. Dana yang ada harus dikelola dengan baik agar bisa benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Mujiburrahman juga mengingatkan bahwa Aceh masih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari tingginya angka kemiskinan hingga ketimpangan dalam pengelolaan anggaran daerah.
Ia berharap Mualem dan Dek Fadh dapat membawa perubahan dengan mengutamakan kebijakan berbasis riset dan data.
“Kami dari UIN Ar-Raniry siap berkolaborasi dan memberikan kontribusi dalam bentuk penelitian, kajian akademik, serta pendampingan kebijakan. Sinergi antara pemerintah dan perguruan tinggi sangat penting untuk membangun Aceh yang lebih baik,” tuturnya.
Lebih lanjut, Mujiburrahman menegaskan bahwa pembangunan di Aceh harus berfokus pada tiga aspek utama, yakni keagamaan, pendidikan, dan ekonomi. Menurutnya, ketiga aspek ini saling berkaitan dalam menciptakan masyarakat yang berdaya saing dan sejahtera.
“Keagamaan menjaga moralitas, pendidikan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan ekonomi memperkuat kesejahteraan rakyat. Ini harus menjadi prioritas ke depan,” tegasnya. [ ]