AKADEMIK

Pentingnya IPC Untuk Meningkatkan Keselamatan Pasien Dalam Pelayanan Kesehatan

Penulis: Ns. Miftahurrahmi, S. Kep, Mahasiswa Magister Keperawatan Angkatan 2023 Konsentrasi/peminatan Jiwa, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala.

Kolaborasi adalah istilah yang umum digunakan dalam penelitian, praktik klinis, dan pendidikan profesi kesehatan berkolaborasi di hampir setiap aspek kesehatan, seperti advokasi pasien dan kolaboratif perawatan kesehatan. Pembelajaran kolaboratif, kolaborasi antarprofesi dalam praktik dan dalam pendidikan, kolaborasi nilai perawatan kesehatan, kolaborasi bisnis, upaya kolaboratif dalam penelitian dan pendanaan.

Interprofessional Collaboration (IPC) merupakan kemitraan antar tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang profesi berbeda dan saling bekerja sama untuk memecahkan masalah kesehatan dan menyediakan pelayanan kesehatan serta mencapai tujuan Bersama.

Interprofessional Collaboration (IPC) memberikan pengaruh yang baik terhadap pelaksanaan sasaran keselamatan pasien yang ada di rumah sakit karena melalui kolaborasi dan kerjasama yang baik, maka keselamatan pasien meningkat.

“Kolaborasi antarprofesional di bidang layanan kesehatan telah mendapatkan perhatian yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir, dan ini memiliki alasan yang baik. Ini adalah praktik yang melibatkan para profesional kesehatan dari berbagai disiplin ilmu yang bekerja sama untuk memberikan perawatan pasien sebaik mungkin,” kata Ns. Miftahurrahmi, S. Kep, Mahasiswa Magister Keperawatan Angkatan 2023 dalam tulisannya, Selasa, 7 Mei 2024.

Pendekatan kolaboratif ini bertujuan untuk mendorong kerja sama tim dan komunikasi antara dokter, perawat, apoteker, terapis, dan penyedia layanan kesehatan lainnya. Masing-masing pakar membawa pengetahuan dan pengetahuannya untuk dibagikan kepada /sektor lain, yang dapat berdampak besar pada pasien, keselamatan dan pemberian layanan kesehatan secara keseluruhan.

“Kolaborasi antarprofesional melatih berbagai disi M8m90 untuk mempelajari cara bekerja sama dan mengenali nilai dari keahlian yang berbeda sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas tempat kerja,” sebutnya.

Sebuah studi menemukan lingkungan kerja kolaboratif dapat meningkatkan manajemen konflik, kepercayaan diri, inovasi, sekaligus menurunkan kelelahan emosional. Hal ini menguntungkan petugas layanan kesehatan dengan mengurangi beban kerja dan meningkatkan kepuasan kerja.

“Sistem perawatan kesehatan di banyak negara memiliki kekurangan dalam memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan penduduk, salah satu kekurangan utamanya adalah kurangnya penyedia layanan kesehatan primer. Hal ini merupakan hambatan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang terkait dengan kesehatan, seperti menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu dan mengurangi penyakit menular,” sebutnya.

IPC atau interprofessional collaboration (kolaborasi antarprofesi) merupakan pendekatan yang penting untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. IPC melibatkan integrasi berbagai bakat yang berbeda, termasuk yang tidak biasa dalam bidang kesehatan, seperti ekonom, ahli logistik, ahli informatika, dan ahli teknologi.

Kolaborasi semacam ini, membutuhkan kerjasama dan penghargaan terhadap kontribusi setiap anggota tim. Lingkungan yang mendukung praktik kolaboratif harus menciptakan kesetaraan di antara anggota tim, dikutip dari (Green & Johnson, 2015), ketika pemberian layanan kesehatan semakin saling terkait, koordinasi penting antara perawat, dokter, apoteker, pekerja sosial dan disiplin layanan kesehatan lainnya menjadi penting untuk meningkatkan lingkungan tempat kerja, sistem kesehatan dan perawatan pasien.

“Intinya, anda harus terlebih dahulu memiliki tim kuat yang bekerja sama secara internal sebelum mereka dapat memberikan pengalaman terbaik bagi pasien dan pemangku kepentingan eksternal. Misalnya, American Association of Critical-Care Nurses (AACN)  memasukkan upaya “kolaborasi sejati” sebagai salah satu dari enam standar penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan hasil yang sukses bagi pasien,” kata dia.

Pentingnya dilakukan Interprofessional Collaborration di rumah sakit dengan sasaran yang berpusat pada keselamatan pasien yang merujuk pada (Permenkes No. 11 tahun 2017) yang menerangkan bahwa keselamatan pasien merupakan suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi penilaian resiko, identifikasi dan pengelolaan resiko pasien, pelaporan dan kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutan, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

Dalam penelitian Ita et al (2021) membahas implementasi Kolaborasi Interprofesional (Interprofessional Collaboration/IPC) di antara para tenaga kesehatan di rumah sakit di Indonesia. Hal ini menekankan pentingnya kolaborasi dalam meningkatkan keselamatan pasien dan meningkatkan kualitas layanan rumah sakit.

“Faktor-faktor seperti komunikasi, latar belakang pendidikan dan pemahaman tentang peran profesional memainkan peran penting dalam keberhasilan implementasi IPC. Pentingnya kolaborasi yang efektif di antara para profesional kesehatan untuk memastikan perawatan pasien yang optimal,” katanya.

Berikut Referensi penulis: 

Green, B. N., & Johnson, C. D. (2015). Interprofessional collaboration in research, education, and clinical practice: working together for a better future. Journal of Chiropractic Education, 29(1), 1–10. https://doi.org/10.7899/jce-14-36

Ita, K., Pramana, Y., & Righo, A. (2021). Implementasi Interprofessional Collaboration Antar Tenaga Kesehatan Yang Ada Di Rumah Sakit Indonesia ; Literature Review. Jurnal ProNers, July. []

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button