DISTORI.ID – Curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Aceh Timur pada Selasa (25/11/2025) menyebabkan banjir di sejumlah kecamatan dan memaksa aparat TNI–Polri bergerak cepat untuk memastikan keselamatan masyarakat. Situasi paling kritis terjadi di Kecamatan Sungai Raya dan Kecamatan Julok, di mana debit air terus meningkat dan mengancam permukiman warga.
Di Desa Bukit Drien, Kecamatan Sungai Raya, personel Koramil 12/Sungai Raya Kodim 0104/Aceh Timur bersama Polsek Sungai Raya melaksanakan evakuasi darurat pada Selasa malam.
Salah satu misi penyelamatan yang paling menegangkan adalah evakuasi seorang nenek lanjut usia yang terjebak di dalam rumahnya akibat luapan air yang semakin tinggi.
Aksi penyelamatan berlangsung dramatis karena air terus naik dan arus semakin kuat. Di bawah komando Danramil 12/Sungai Raya, Kapten Inf Wagimin, tim gabungan mengerahkan satu unit perahu karet milik BPBD Aceh Timur untuk menembus wilayah yang telah terisolir banjir.
Serma Faisal, Babinsa Koramil 12/Sungai Raya, memimpin langsung proses evakuasi di kawasan dengan arus paling deras.
Bersama personel Polsek Sungai Raya, ia berjuang menembus genangan banjir demi memastikan seluruh warga terutama kelompok rentan seperti Lansia dapat dievakuasi dengan aman.
Sang nenek yang diselamatkan tampak menangis haru saat berhasil dinaikkan ke atas perahu karet. Warga sekitar turut menyampaikan rasa terima kasih atas respon cepat dan keberanian aparat TNI–Polri dalam memberikan pertolongan.
Kapten Inf Wagimin menegaskan bahwa keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama dalam operasi penanganan banjir tersebut.
“Kita tidak ingin ada korban jiwa. Setiap laporan warga yang terjebak akan kami tindaklanjuti secepat mungkin. Ini tugas kemanusiaan, dan kami akan tetap berada di lapangan sampai situasi benar-benar aman,” ujarnya.
Hingga saat ini, jajaran Koramil 12/Sungai Raya, Polsek Sungai Raya, dan BPBD Aceh Timur terus berpatroli memantau kenaikan debit air sekaligus membuka jalur evakuasi tambahan bagi warga yang membutuhkan.
13 Desa Terendam di Julok: Babinsa Lakukan Pemantauan Intensif
Banjir juga melanda wilayah Kecamatan Julok setelah hujan deras terjadi sejak siang hingga malam. Berdasarkan laporan Babinsa Koramil 07/Julok Kodim 0104/Aceh Timur, Koptu Sudiro, sedikitnya 13 desa terendam banjir, dengan lebih dari 700 Kepala Keluarga terdampak.
Tinggi genangan air bervariasi antara 20 hingga 70 sentimeter, dengan Desa Blang Jambe, Julok Tunong, dan Labuhan sebagai wilayah terdampak paling parah.
Desa seperti Tanjung Tok Blang dan Tepin Raya mengalami genangan yang lebih rendah.
Meskipun demikian, seluruh warga masih memilih bertahan di rumah masing-masing karena kondisi banjir belum mengharuskan evakuasi.
Cuaca yang mulai mereda menjadi gerimis juga membantu mengurangi potensi kenaikan air, namun situasi tetap perlu diwaspadai.
Danramil 07/Julok turun langsung memantau situasi di lapangan sekaligus menyalurkan bantuan berupa mi instan kepada warga terdampak. Kehadiran aparat kewilayahan mendapat sambutan positif dari masyarakat yang sedang menghadapi cuaca ekstrem.
Sementara itu, Babinsa Koptu Sudiro terus melakukan pemetaan wilayah rawan, berkoordinasi dengan perangkat gampong, serta memastikan jalur informasi tetap terbuka.
Ia juga melakukan pemantauan berkala terhadap ketinggian air dan mengimbau masyarakat agar tetap siaga.
“Pemantauan akan terus kami lakukan sampai kondisi benar-benar normal. Keselamatan masyarakat tetap menjadi prioritas utama,” tegas Koptu Sudiro.
Dengan kerja sama antara Babinsa, Danramil, perangkat desa, dan masyarakat, penanganan banjir di wilayah Julok diharapkan mampu menekan dampak kerugian dan menjaga situasi tetap kondusif.
Menanggapi banjir yang melanda sejumlah wilayah Aceh, Panglima Kodam Iskandar Muda, Mayjen TNI Joko Hadi Susilo, telah memerintahkan seluruh jajarannya untuk meningkatkan respons dan kesiapsiagaan.
Pangdam menegaskan bahwa Kodam IM telah menyiapkan Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRCPB) untuk mendukung penanganan bencana di wilayah Aceh.
Pasukan PRCPB ini merupakan bagian dari Batalyon Komposit Kodam IM yang memiliki kemampuan gerak cepat dan terkoordinasi untuk menghadapi situasi darurat. Mereka selalu disiagakan untuk bergerak kapan saja, terutama dalam kondisi cuaca ekstrem atau bencana alam.
Pangdam menekankan bahwa penanggulangan bencana merupakan salah satu tugas pokok TNI sebagaimana diamanatkan undang-undang, yakni membantu pemerintah daerah dalam penanganan bencana alam.
“Penanggulangan bencana tidak bisa dilakukan sendiri oleh TNI. Kita membutuhkan sinergi dengan Polri, pemerintah daerah, BPBA, Basarnas, dan seluruh lapisan masyarakat. Kerja sama yang solid adalah kunci dalam meminimalkan dampak bencana,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya sikap humanis dan kepedulian prajurit dalam memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak.
“Prajurit TNI harus mampu bergerak cepat dan tepat, sekaligus menunjukkan empati kepada warga. Kehadiran kita harus memberikan rasa aman, harapan, dan kenyamanan bagi masyarakat yang sedang tertimpa musibah,” ungkap Pangdam.
Lebih lanjut, Mayjen TNI Joko Hadi Susilo berharap seluruh unsur terkait dapat terus memperkuat koordinasi dan tetap sigap mengantisipasi perubahan kondisi cuaca yang dapat memperburuk situasi. []






