DISTORI.ID – Kisah pilu datang dari Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh. Seorang ibu dua anak bernama Melda Safitri (33) menjadi sorotan publik setelah curhatannya viral di media sosial.
Ia diceraikan oleh suaminya hanya tiga hari sebelum sang suami dilantik dan menerima Surat Keputusan (SK) sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Kisah ini ramai diperbincangkan setelah unggahan video menangisnya tersebar luas di berbagai platform media sosial.
Dalam video yang beredar, Melda tampak menahan tangis saat berpamitan kepada para tetangga di kampungnya.
Ia terpaksa kembali ke rumah orang tuanya di Aceh Selatan bersama dua anaknya setelah diceraikan.
Unggahan video tersebut berasal dari akun Instagram @andreli_48 yang menuliskan, “Melda seorang istri di Aceh Singkil harus pergi membawa kedua anaknya karena diceraikan suaminya setelah lulus P3K.”
Video itu telah ditonton ratusan ribu kali hingga Jumat, 24 Oktober 2025 dan menuai ribuan komentar dari warganet yang menyampaikan empati serta dukungan.
Banyak yang menilai Melda sebagai sosok perempuan tangguh yang tetap tegar meski menghadapi ujian berat dalam rumah tangganya.
Melansir Tribunnews, Jumat (24/10/2025), Melda Safitri lahir pada tahun 1992 dan kini berusia 33 tahun.
Ia tinggal di Kelurahan Siti Ambia Dalam, Kabupaten Aceh Singkil, bersama suaminya yang merupakan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
Mereka menikah pada tahun 2020 dan dikaruniai dua anak yang masih kecil.
Setelah perceraian, Melda kembali ke rumah orang tuanya di Aceh Selatan untuk membesarkan anak-anaknya.
Melda dikenal cukup aktif di media sosial dengan akun Facebook bernama Safitri Alshop Aceh.
Ia memiliki lebih dari 138 ribu pengikut dan kerap membagikan aktivitas kesehariannya. Dari sinilah banyak warganet mengenalnya lebih dekat.
Kepada media, Melda Safitri membenarkan bahwa dirinya diceraikan suami jelang pelantikan PPPK.
Menurutnya, peristiwa itu bermula saat sang suami pulang kerja pada 14 Agustus 2025.
Ia marah karena tidak menemukan lauk di rumah untuk makan malam.
“Dia pulang kerja, sudah sore, terus dia marah-marah gitu, tidak ada kawan nasi (lauk) di rumah. Karena bagaimana saya harus masak nasi atau kawan nasi, sedangkan apa pun tidak ada di rumah,” ujar Melda lirih.
Melda mengungkapkan bahwa sejak kejadian itu hubungan rumah tangganya mulai renggang.
Dalam kemarahan, sang suami menjatuhkan talak kepadanya.
“Dia langsung bilang ke saya, kamu Fitri saya ceraikan satu, dua, tiga, lalu dia pergi membawa bajunya,” tambah Melda.
Perempuan asal Aceh Singkil itu mengaku kecewa karena perceraian terjadi saat dirinya berharap hidup keluarganya membaik setelah sang suami diangkat menjadi PPPK. Menurutnya, selama ini mereka berjuang bersama dari nol.
“Dia ceraikan saya karena mau jabatan. Padahal kami dulu berjuang bersama. Saya sempat berharap setelah dia dilantik jadi PPPK, bisa sedikit membantu perekonomian keluarga,” beber Melda.
Melda menceritakan, selama suaminya bekerja, ia tetap berusaha mencari nafkah tambahan dengan berjualan cabai dan sayuran di pasar. Namun usahanya itu tidak membuatnya dihargai.
“Saya tidak malu. Saya cuma ingin dihargai. Saya bukan istri yang minta lebih, saya cuma ingin dihormati sebagai perempuan yang sudah berjuang,” ucapnya.
Kisah Melda Safitri kini menjadi pelajaran bagi banyak orang tentang pentingnya saling menghargai dan memahami dalam rumah tangga.
Meski harus memulai hidup baru bersama anak-anaknya, Melda bertekad untuk tetap kuat dan mandiri menjalani hari-harinya. []






