DISTORI.ID – Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) melakukan kunjungan kerja ke workshop PT Daekyung Indah Heavy Industry untuk meninjau kemajuan pabrikasi peralatan utama pada proyek Gas Processing Facility (GPF) Cluster IV.
Diketahui, proyek GPF Cluster IV merupakan salah satu proyek strategis PT PGE di wilayah Cluster 4, yang bertujuan meningkatkan kapasitas produksi serta menggantikan peralatan eksisting yang telah melewati masa pakai.
Proyek ini menjadi bagian penting dalam upaya memperkuat ketahanan energi nasional dan mendapatkan perhatian khusus dari BPMA.
Dalam kunjungan tersebut, BPMA menekankan pentingnya pengelolaan tiga aspek utama proyek, yaitu:
1. Ruang Lingkup (Scope) memastikan seluruh pekerjaan sesuai spesifikasi dan tujuan yang telah ditetapkan.
2. Waktu (Schedule) menjaga agar penyelesaian proyek berjalan sesuai jadwal yang telah direncanakan.
3. Biaya (Cost) mengendalikan penggunaan anggaran secara efisien tanpa mengorbankan mutu maupun keselamatan kerja.
“Mengelola ketiga batasan (constraints) ini secara efektif adalah kunci keberhasilan proyek,” ujar Helmi, Kepala Divisi Perawatan Fasilitas dan Pengendalian BPMA.
“keberhasilan proyek ini akan menjadi tonggak penting dalam penguatan infrastruktur energi nasional, sekaligus menciptakan manfaat ekonomi dan sosial yang dapat dirasakan untuk masyarakat sekitar” sambung Helmi.
Selain itu, PT Petroflexx Prima Daya selaku Build-Own-Operate (BOO) Contractor bersama PT Pacific Process Engineering sebagai penyedia peralatan utama untuk fasilitas pemrosesan gas, meliputi Amine Plant, TEG Plant, hingga Condensate Stabilizer Unit, uga berperan aktif dalam memastikan seluruh peralatan diproduksi dan dikirim sesuai jadwal.
Keberhasilan proyek GPF Cluster IV diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi migas serta mendukung stabilitas pasokan energi di Indonesia.
BPMA akan terus memantau perkembangan proyek ini untuk memastikan pelaksanaannya berjalan sesuai target. []






