DISTORI.ID – Sebanyak 15 warga Palestina, termasuk enam penerima bantuan, syahid akibat tembakan Israel di Jalur Gaza sejak fajar pada Jumat. Kematian-kematian ini bersamaan dengan kunjungan utusan AS Steve Witkoff ke pusat bantuan dekat Rafah di selatan.
Ketika kampanye yang menargetkan orang-orang kelaparan yang menunggu bantuan di Gaza tengah terus berlanjut, sumber Aljazirah di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa melaporkan bahwa empat warga Palestina syahid dan lainnya terluka dalam serangan pesawat tak berawak Israel di kota Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah dini hari tadi.
Kompleks Medis Nasser melaporkan bahwa dua warga sipil syahid dan lebih dari 70 lainnya, yang menunggu bantuan, terluka akibat tembakan Israel di dekat poros Morag di Khan Yunis, selatan Jalur Gaza.
Di Khan Yunis, jumlah korban jiwa akibat penembakan Israel terhadap tenda-tenda pengungsi di Al-Mawasi juga meningkat menjadi tujuh, menurut Nasser Medical Complex. Pemuda Karam Al-Jamal juga meninggal akibat kekurangan gizi dan kelaparan di Jalur Gaza, menurut sumber medis di Rumah Sakit Al-Awda.
Koresponden Aljazirah di Gaza mengutip sumber-sumber medis yang mengatakan bahwa sejumlah warga Palestina terluka dalam pemboman Israel yang menargetkan daerah Jawazat, yang menampung para pengungsi di bagian barat Kota Gaza, saat fajar hari ini.
Sumber di rumah sakit Gaza melaporkan bahwa 51 warga syahid akibat tembakan tentara Israel kemarin, termasuk 23 pencari bantuan.
Sumber medis di Rumah Sakit Al-Shifa Kota Gaza melaporkan, dua warga Palestina terluka akibat tembakan yang ditujukan kepada pencari bantuan di dekat wilayah Zikim (utara Jalur Gaza). Dokter di rumah sakit menggambarkan kondisi beberapa korban luka dalam kondisi kritis.
Di tengah ancaman kelaparan, terutama bagi anak-anak, Kompleks Medis Nasser di Jalur Gaza mengumumkan kematian seorang anak dari Khan Yunis karena kelaparan dan kekurangan gizi.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan rumah sakit mencatat empat kematian akibat kekurangan gizi, menjadikan jumlah kematian akibat kelaparan dalam dua hari terakhir menjadi 12 orang. Sumber medis di Rumah Sakit Al-Awda di Nuseirat melaporkan kematian Karam Al-Jamal, 27 tahun, akibat kekurangan gizi dan kelaparan di Jalur Gaza yang terkepung.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa skenario terburuk kelaparan sedang terjadi di Jalur Gaza.
Organisasi PBB tersebut menjelaskan bahwa orang-orang di Gaza telah hidup tanpa makanan selama berhari-hari, dan banyak lainnya meninggal karena tubuh mereka menderita kekurangan gizi.
Organisasi Kesehatan Dunia meminta Israel untuk memfasilitasi akses yang aman, cepat, dan tanpa hambatan bagi PBB dan badan-badan kemanusiaan untuk mengirimkan dan mendistribusikan bantuan ke Jalur Gaza.
Sementara itu, Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (WFP) menyatakan bahwa gelombang kelaparan di Jalur Palestina hanya dapat dihentikan dengan peningkatan bantuan secara besar-besaran, dan menyerukan setidaknya 100 truk bantuan memasuki Gaza setiap hari.
Kementerian Kesehatan di Gaza kemarin mengumumkan dua kematian baru akibat kelaparan dan kekurangan gizi, menjadikan jumlah korban tewas menjadi 159, termasuk 90 anak-anak. Sementara itu, Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mengatakan bahwa setiap jamnya terjadi peningkatan kematian anak-anak di Jalur Gaza.
Seruan internasional dan PBB untuk mengakhiri perang dan blokade terhadap Gaza baru-baru ini semakin meningkat menyusul peningkatan signifikan dalam jumlah martir Palestina yang kelaparan yang terbunuh dalam “perangkap maut” di titik distribusi bantuan yang dikelola oleh “Yayasan Kemanusiaan Gaza”, yang didukung oleh Amerika Serikat dan Israel.
Hal ini terjadi ketika Israel – dengan dukungan AS – melanjutkan kampanye genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang menyebabkan lebih dari 207.000 warga Palestina tewas dan terluka, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan perempuan, dan lebih dari 10.000 orang hilang, serta ratusan ribu orang mengungsi. []
Sumber: Republika





