DISTORI.ID – Departemen Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah Kuala (USK) menggelar pertemuan dengan delegasi dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dalam rangka menggagas kerja sama penelitian warisan sejarah di kawasan Asia.
Pertemuan yang berlangsung di kampus FKIP USK, Rabu, 25 Juni 2025 itu menjadi langkah awal kolaborasi strategis lintas negara dalam pelestarian dan pengembangan situs-situs bersejarah yang memiliki nilai ilmiah, budaya, dan potensi pariwisata.
Delegasi UNESCO yang hadir berasal dari Southeast University, Tiongkok, di antaranya Prof Dong Wei (School of Architecture), Dong Yichen (sosiolog), Li Wenyue (planner, Southeast University Architectural Design and Research Institute Co. Ltd), serta Wang Yan (asisten peneliti).
Sementara itu, USK diwakili oleh Wakil Dekan II FKIP USK, Amiruddin; Ketua Departemen Pendidikan Sejarah, Nurasiah; serta arkeolog Prof Husaini Ibrahim, beserta para dosen Pendidikan Sejarah lainnya.
Dalam pertemuan tersebut, Prof Dong Wei memaparkan hasil kajiannya mengenai peninggalan sejarah yang menghubungkan dunia Barat dan Timur melalui Jalur Sutera Maritim.
“Aceh memiliki jejak sejarah yang luar biasa penting dalam konteks Jalur Sutera Maritim. Kami melihat potensi besar untuk menjalin kerja sama riset arkeologis yang bukan hanya bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, tapi juga untuk pelestarian budaya lintas negara,” ujar Prof Dong Wei saat pertemuan berlangsung.
Sementara itu, Prof Husaini Ibrahim dari pihak USK mempresentasikan sejumlah situs bersejarah di Aceh, seperti kawasan Gampong Pande, Banda Aceh, yang memiliki nilai historis tinggi dan potensial untuk dijadikan lokasi penelitian bersama.
“Kerja sama ini merupakan peluang besar bagi kami, khususnya dalam pengembangan kapasitas riset sejarah dan pelestarian situs budaya lokal. Dengan adanya kolaborasi ini, kita berharap dapat memperkuat peran Aceh sebagai simpul penting dalam sejarah maritim Asia,” ungkap Prof Husaini Ibrahim.
Sebagai bentuk komitmen awal, kata Nurasiah, rencananya akan dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Southeast University dan Departemen Pendidikan Sejarah FKIP USK. MoU ini mencakup kerja sama dalam bidang penelitian, pertukaran informasi, dan pengembangan sumber daya akademik kedua institusi.
“Kami menyambut baik kehadiran tim dari UNESCO dan Southeast University. Ini adalah langkah awal yang sangat strategis untuk membangun jejaring internasional dalam bidang sejarah dan pendidikan,” sebut Nurasiah saat dikonfirmasi media ini, Selasa, 1 Juli 2025. []






