DISTORI.ID – Tidak sedikit masyarakat yang kerap menilai negatif kehadiran industri pertambangan, termasuk terhadap PT Mifa Bersaudara yang beroperasi di Kabupaten Aceh Barat.
Hal tersebut sempat dialami oleh Scherly Susanti, Fasya Fassella, dan Faysria Adhisty, tiga mahasiswi asal Aceh Barat sebelum mengenal langsung PT Mifa.
Scherly Susanti (21), merupakan mahasiswi Ilmu Administrasi Negara Universitas Teuku Umar (UTU). Anak dari seorang buruh bangunan ini awalnya juga tidak terlalu mengenal PT Mifa.
Ketika menjadi bagian program beasiswa pendidikan, Scherly memiliki kesempatan berdiskusi langsung dengan pihak PT Mifa terkait apa yang selama ini mengganjal di hatinya.
“Saya sempat mendengar hal-hal negatif tentang Mifa. Tapi setelah mengenal dan menjadi bagian dari programnya, ternyata banyak hal positif,” ujarnya dalam keterangan yang diterima, Jumat, 27 Juni 2025.
Menurutnya, PT Mifa telah membuka peluang kerja, mendukung pendidikan, bahkan ikut memajukan industri lokal. “Ini kontribusi nyata,” tambah mahasiswi dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4,00 ini sambil tersenyum.
Lanjut Scherly, kehadiran perusahaan tersebut sangat membantu peningkatan ekonomi daerah, perkembangan industi, dan membuka lapangan kerja bagi putra-putri Aceh Barat.
“Harapannya pemerintah memudahkan investor untuk ke Aceh sehingga suatu daerah bisa maju,” katanya.
Sosok yang bercita-cita menjadi wakil rakyat ini mengaku bisa belajar manajemen waktu dan konflik, serta bersosialisasi dengan banyak orang dengan aktif berorganisasi.
Hal senada disampaikan Fasya Fassella (19), mahasiswi semester empat STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh kuliah di Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Sosok mahasiswa yang juga membuka usaha kuliner ini, awalnya hanya mengenal PT Mifa dari cerita orang bernada miring.
“Mifa banyak membantu masyarakat, termasuk mahasiswa yang terkendala dana,” ujar peraih IPK 3,97, bahkan pernah menyentuh angka 4.
Sementara itu, Faysria Adhisty (19), mahasiswi Kedokteran Universitas Syiah Kuala (USK) asal Aceh Barat, mengaku pernah menerima informasi bahwa pertambangan merusak lingkungan.
“Tapi setelah tahu lebih jauh, Mifa perusahaan legal yang beretika dan banyak membantu. Saya lihat banyak putra-putri Aceh Barat yang direkrut bekerja di sana,” tuturnya.
Peraih IPK 3,48 ini mengatakan bahwa setelah menjadi dokter ia ingin mengabdi kepada masyarakat Aceh Barat. (Rel) ***






