DISTORI.ID – Seorang mantan tahanan Palestina, Said Abdel Fattah (28), memberikan kesaksiannya di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai dugaan penyiksaan dan pelecehan yang dialaminya saat ditahan oleh tentara Israel.
“Saya dipermalukan dan disiksa,” ujar Fattah dalam sidang terbuka di PBB melalui tautan video dari Gaza, seperti dikutip dari Al Jazeera, Rabu (12/3/2025). Dalam kesaksiannya, ia didampingi seorang penerjemah.
Fattah, yang berprofesi sebagai perawat, ditangkap pada 2023 di dekat Rumah Sakit al-Shifa, Kota Gaza, tempatnya bekerja.
Ia mengungkapkan bahwa selama dua bulan dalam tahanan, dirinya mengalami berbagai bentuk perlakuan tidak manusiawi, termasuk dipaksa telanjang dalam cuaca dingin, dipukul, diancam diperkosa, serta menghadapi kondisi penahanan yang penuh sesak.
Kesaksian serupa juga disampaikan oleh Mohamed Matar, warga Palestina lainnya yang mengalami penyiksaan. Matar mengaku diperlakukan dengan kejam selama berjam-jam oleh petugas keamanan di Tepi Barat, sementara polisi Israel menolak memberikan bantuan medis.
Dugaan penyiksaan dan pelecehan terhadap tahanan Palestina oleh tentara Israel mencuat sejak Agustus 2024. Ketika itu, Amerika Serikat mendesak Israel menyelidiki sebuah video yang memperlihatkan tentara Israel diduga melakukan pelecehan seksual terhadap tahanan Palestina.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, menegaskan bahwa tidak ada toleransi bagi pelaku kekerasan seksual.
“Kami telah melihat videonya, dan laporan mengenai pelecehan seksual terhadap tahanan sangat mengerikan,” ujar Miller, seperti dikutip AFP dan Reuters pada Kamis (8/8/2024).
Video CCTV yang bocor dan disiarkan oleh Channel 12 Israel menunjukkan sejumlah tentara Israel di pangkalan Sde Teiman memilih tahanan Palestina dan melakukan tindakan seksual terhadap mereka di balik perisai. Setidaknya satu tentara tampak meletakkan tangannya di selangkangannya sendiri.
Menanggapi rekaman tersebut, Miller menyatakan bahwa para pejabat AS telah meninjau video itu dan menekankan pentingnya investigasi menyeluruh oleh pemerintah Israel serta Angkatan Bersenjata Israel (IDF).
“Video itu harus diselidiki sepenuhnya oleh pemerintah Israel, oleh IDF,” tegasnya. []