DISTORI.ID – Sore itu, Rabu, 5 Maret 2025, Jalan Syiah Kuala di Lamdingin tampak begitu hidup. Suasana Ramadan terasa kental dengan lapak-lapak takjil berjejer di sepanjang jalan, dipadati warga yang sibuk memilih hidangan untuk berbuka puasa.
Di tengah keramaian itu, hadir sosok Marlina Muzakir, Ketua TP PKK Aceh, dengan cara yang tak biasa. Tanpa pengawalan atau penampilan mewah, Marlina datang dengan motor matic, hanya ditemani seorang ajudan perempuannya.
Marlina, istri Gubernur Aceh Muzakir Manaf, memilih untuk menyusuri jalan-jalan kota dengan cara yang sederhana.
Selepas Ashar, ia meluncur dari Meuligoe Gubernur Aceh, melewati Masjid Raya Baiturrahman menuju Simpang Lima, dan akhirnya tiba di Jalan Syiah Kuala, Lamdingin.
Di sana, ia turun dari motor dan mulai berjalan kaki, menyusuri lapak-lapak takjil yang berjejer rapi.
Dengan ramah, Marlina menyapa para penjual dan pembeli yang ada di sana. Ia tak segan berbaur dengan warga, memilih takjil sambil sesekali bertanya harga dalam bahasa Aceh.
“Nyoe padum saboh? (Ini berapa satu?)” tanyanya sambil tersenyum. Warga pun menyambutnya dengan antusias. “Kak Na!” seru seorang ibu penjual takjil.
“Baroekon takalon bak sosmed, jinoe ka takalon langsong (Dulu lihat di media sosial, sekarang ketemu langsung),” ujar seorang penjual lainnya.
Marlina memang dikenal dekat dengan masyarakat. Ia tak ingin tampil sempurna atau terkesan jauh dari rakyat. Baginya, kesederhanaan adalah cara untuk merasakan denyut kehidupan warga Aceh.
Dengan telaten, ia memilih beberapa kue dan minuman segar, lalu membayarnya dengan uang receh. Takjil itu, seperti umumnya jajanan rakyat, di jual dengan harga terjangkau, mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 15.000.
Setelah dibungkus plastik kresek, Marlina menggantungkannya di motor matic yang ia tumpangi.
Momen ini bukan sekadar berburu takjil, tapi juga menjadi bukti kedekatan Marlina dengan warga Aceh. Ia tak ingin terpisah oleh jabatan atau status. Baginya, menjadi pemimpin berarti harus merasakan apa yang dirasakan rakyat.
“Saya senang melihat semangat warga di awal Ramadhan ini,” ujarnya dengan wajah berseri. “Ini adalah momen yang tepat untuk kita saling berbagi dan memperkuat kebersamaan.”
Sebagai Ketua TP PKK Aceh periode 2025-2030, Marlina berkomitmen untuk terus mendukung pemberdayaan keluarga dan ekonomi rakyat.
Pelantikannya pada 20 Februari 2025 di Jakarta, bersamaan dengan pelantikan suaminya sebagai Gubernur Aceh, menjadi awal dari perjalanan panjangnya untuk berkontribusi lebih bagi Aceh.
Di sore itu, Marlina Muzakir bukan hanya sekadar mencari takjil. Ia hadir sebagai sosok yang merangkul, mendengar, dan merasakan denyut kehidupan warga Aceh.
Dengan caranya yang sederhana, ia mengingatkan kita bahwa kepemimpinan yang baik dimulai dari kedekatan dan kepedulian yang tulus.
Sore itu, di antara lapak takjil dan senyum warga, Marlina Muzakir membawa pesan sederhana namun penuh makna: kepemimpinan yang baik adalah tentang kehadiran, kehangatan, dan kebersamaan. []