DISTORI.ID – Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal menerima kunjungan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Aceh di Pendopo Wali Kota, Rabu (5/3/2025).
Kunjungan ini membahas berbagai program BKKBN, terutama terkait kerja sama dalam upaya penurunan angka stunting di Banda Aceh dan pelaksanaan Program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting).
Dalam pertemuan tersebut, hadir Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Sabrina Salim, serta jajaran pejabat BKKBN lainnya. Staf Ahli Wali Kota Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Banda Aceh, Jalaluddin, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota, Fadhil, serta Kepala BKKBN Kota Banda Aceh Cut Azharida.
Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Sabrina Salim, menyampaikan bahwa fokus utama mereka saat ini adalah pencegahan stunting, yang telah menjadi prioritas nasional. Selain itu, berbagai program telah disiapkan, termasuk Taman Asuh Anak, Gerakan Lansia Berjaya, Generasi Berencana (Genre), dan program prioritas lainnya.
Sabrina, juga menekankan pentingnya pendataan keluarga berisiko stunting. Di Banda Aceh, terdapat 781 keluarga yang terdata berisiko stunting dan perlu adanya penanganan yang serius dari pemerintah kota.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal menyambut baik program-program BKKBN. Ia menyatakan bahwa angka 781 keluarga berisiko stunting di Banda Aceh merupakan masalah serius yang perlu segera ditangani. IIliza mengapresiasi BKKBN yang telah memiliki data valid terkait hal ini.
“Persoalan pencegahan stunting ini kasus yang ada tentu kita butuh orang tua asuh yang mengadopsi untuk bekerja sama agar ada percepatan penurunan,” katanya.
Illiza juga menekankan pentingnya sosialisasi dan kampanye tentang gizi seimbang dan kesehatan keluarga. Ia menilai, stunting tidak hanya disebabkan oleh faktor kemiskinan, tetapi juga oleh gaya hidup masyarakat yang cenderung mengonsumsi makanan siap saji.
“Jadi lifestyle ini harus diubah. Kalau hanya kemiskinan ini dapat diatasi dengan memberikan bantuan, tapi kalau lifestyle sulit diubah,” ujarnya.
Illiza berkomitmen untuk mendukung upaya penurunan angka stunting di Banda Aceh. Ia akan menginstruksikan jajarannya untuk bekerja sama dengan BKKBN dan stakeholder terkait lainnya.
“Insya Allah komitmen kita tentang edukasi gizi kesehatan dan pelatihan secara intensif dan bisa kita kolaborasi dengan Kemenag ketika pranikah masyarakat diedukasi tentang peran ayah ibu dan keluarga tentang kesehatan untuk pemilihan gizi pada keturunannya,” kata IIliza.
Beberapa program yang akan dilaksanakan dalam 100 hari kerja ke depan antara lain paket pangan bergizi, puskesmas keliling. Disamping itu pihaknya juga akan bekerja sama dengan berbagai organisasi seperti majelis taklim, untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat, dan juga pemberdayaan masyarakat melalui PKK.
“Dengan kolaborasi kita bisa monitoring dan evaluasi. Saya tau persoalan stunting harus dilakukan upaya penyembuhan,” ungkapnya. []