DAERAHNEWSPERISTIWA

Warga Gampong Keluhkan Mahalnya Harga Gas Melon 3 Kilogram ke Anggota Dewan

DISTORI.ID – Warga Gampong Laksana mengeluhkan mahalnya gas tabung 3 kilogram (Kg) mencapai 35 ribu. Hal itu disampaikan seorang pedagang kue gampong setempat, Nonong saat menghadiri Reses I Masa Persidangan II Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Farid Nyak Umar, di Aula Serba Guna Masjid Al-Huda Gampong Laksana, Kecamatan Kuta Alam, Minggu (23/2/2025).

Imbas mahalnya gas tabung 3 Kg membuat pendapatan Nonong menurun. Nonong seorang pedagang kue gorengan yang menjajakan atau menitip dagangannya ke lapak-lapak kue yang ada di gampongnya..

“Pendapatan kami semakin berkurang, mau naikkan harga tidak enak dengan pembeli. Tapi dengan harga gas yang mahal seperti saat ini yang mencapai 35 ribu, untuk membeli bahan usaha saja sudah berat, apalagi kalau untuk menabung,” keluhnya.

Nonong mengatakan, mahalnya gas tabung 3 Kg sudah dirasakan sejak 2019 sampai saat ini. Ramadan kali ini Nonong berhenti sejenak mengeluarkan keringatnya membuat kue karena kondisi mahalnya gas bersubsidi itu.

“Saya berharap agar gas 3 Kg yang diperuntukkan untuk rakyat kecil seperti saya ini yang disubsidi pemerintah dapat diturunkan atau disesuaikan harganya. Karena di lapangan kenyataannya harga gas melambung tinggi dan sangat memberatkan kami pedagang kecil. Untuk sementara saya berhenti dulu jualan kue,” ujar Nonong.

Sementara itu Keuchik Gampong Laksana, Zaiyan Muttaqin mengatakan, masalah kelangkaan dan mahalnya gas subsidi 3 Kg sudah sering terjadi gampong-gampong yang ada di Banda Aceh dan juga sering dikeluhkan oleh warganya.

Menurut Zaiyan, masalah itu juga tidak mendapat penyelesaian dari pihak Pertamina sebagai penyedia gas.

“Makanya dalam forum reses Pak Farid ini, kebetulan juga wadah penampung aspirasi warga. Kita menyampaikan kepada wakil warga melalui Pak Farid untuk diteruskan ke pemangku kebijakan secara berjenjang. Karena di tengah ekonomi warga yang susah, hadirnya gas 3 Kg yang disubsidi seharusnya membantu masyarakat itu sendiri, tapi ini malah diberatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” ungkap Zaiyan Muttaqin.

Dalam kasus tersebut lanjut Zayyan, pendistribusian Gas 3 Kg yang dilakukan oleh agen-agen ke kios-kios yang kemudian dibeli oleh masyarakat harus mendapat pengawasan dari pihak Pertamina.

“Seperti saat ini, sudah gas melon harganya melonjak tajam, stoknya terbatas pula. Seharusnya jika ada pengawasan, maka ketika terjadinya permainan, pihak Pertamina bisa memberikan peringatan ke pangkalan yang nakal. Jika juga bandel cabut saja izinnya,” kata Keuchik Zaiyan.

Ketua Komisi IV DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar mengatakan bahwa pihak legislatif sudah sering menyampaikan kepada pihak terkait agar meningkatkan pengawasan dalam penjualan gas melon tersebut.

Serta memastikan distribusi gas elpiji bersubsidi sesuai dengan kuota yang ditetapkan oleh pemerintah.

“Banyak keluhan yang disampaikan oleh warga kepada kami di DPRK terkait mahalnya harga gas melon 3 Kg yang jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Pemerintah dan aparat penegak hukum harus bertindak jika ditemukan adanya pelanggaran, karena ini sudah terjadi berulangkali,” tegas Farid di sela-sela kegiatan Reses Anggota DPRK.

Ia juga meminta pemerintah memperhatikan keluhan warga yang kesehariannya mereka bergelut dalam usaha kecil-kecilan dan merasakan kasus kelangkaan gas melon.

Apalagi ke depan bulan puasa segera tiba, tentunya salah satu denyut ekonomi warga hidup dari UMKM seperti berjualan kue-kue takjil sore hari jelang berbuka.

“Kami mendesak pihak terkait untuk segera bertindak. Pengawasan yang lemah akan menjadi pemicu kelangkaan dan meroketnya harga gas. Dampaknya masyarakat semakin terbebani, di tengah kondisi ekonomi warga yang semakin sulit. Apalagi menjelang masuknya bulan suci Ramadan,” pungkas Farid Nyak Umar yang juga Ketua DPD PKS Kota Banda Aceh ini. []

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button