DAERAHNEWS

Menteri Kebudayaan Apresiasi Aceh Sebagai Penjaga Nilai Peradaban Islam Nusantara

DISTORI.ID – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon menegaskan pentingnya peran Aceh sebagai penjaga nilai-nilai peradaban Islam dan warisan budaya nusantara. Hal itu dikatakannya saat kunjungan kerja dan silaturahmi ekosistem kebudayaan di Aceh, Senin (13/1/2025).

Fadli Zon melihat Aceh sebagai satu-satunya provinsi di Indonesia yang memiliki kekhasan dengan mengintegrasikan syariat Islam dengan kearifan budaya lokal merupakan bukti nyata harmoni antara agama, budaya, dan tradisi yang dapat berjalan seiring.

Dalam hal ini, Fadli Zon menyampaikan harapan agar Aceh terus menjadi model bagi provinsi lain dalam menjaga harmoni antara agama dan budaya.

Mengawali kunjungannya di Aceh, Menteri Kebudayaan melakukan pertemuan dengan Wakil Gubernur terpilih Provinsi Aceh Fadhlulah dan jajaran Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah I, melakukan diskusi tentang berbagai hal, di antaranya mengenai komitmen Kementerian Kebudayaan untuk mendorong Provinsi Aceh menjadi pusat peradaban Islam di Indonesia.

Dengan total 9.255 Objek Pemajuan Kebudayaan yang tersebar di berbagai daerah di Provinsi Aceh, Fadli Zon berharap semakin banyak warisan budaya Aceh yang dapat menjadi Warisan Budaya TakBenda tingkat nasional, bahkan dunia.

“Berbagai jejak dan tinggalan sejarah yang menandai awalnya peradaban Islam di Aceh sejak masa Kerajaan Samudera Pasai tak hanya menunjukkan kontribusi Aceh dalam penyebaran Islam di Indonesia, namun juga kejayaan Aceh sebagai pusat perdagangan internasional dan pendidikan agama Islam,” ujar Fadli Zon.

Dijelaskannya, berbagai warisan budaya Aceh yang mendunia antara lain Tari Saman yang diinskripsi oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda, naskah Hikayat Aceh yang ditetapkan sebagai Ingatan Kolektif Dunia UNESCO, dan Hari Lahir Laksamana Keumalahayati sebagai perayaan internasional yang juga diakui oleh UNESCO menunjukkan kekayaan budaya Aceh yang mendunia.

Selama kunjungan, Menteri Kebudayaan juga mengunjungi Museum Pedir di Pidie Jaya, yang menyimpan artefak bersejarah seperti manuskrip, keramik, dan senjata, serta Museum Tsunami Aceh. Di samping itu, ia meresmikan hasil revitalisasi Gunongan dan penataan ulang materi display Rumoh Cut Nyak Dhien.

“Revitalisasi ini adalah langkah edukatif untuk memastikan generasi mendatang memahami dan menghargai identitas bangsa,” kata Fadli Zon.

Dalam silaturahmi dengan Wali Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al-Haytar, disepakati sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dalam menjaga keberagaman budaya Aceh sebagai aset nasional.

Kegiatan ditutup dengan Pidato Kebudayaan bertema “Pemajuan Kebudayaan Nasional Berbasis Kearifan Lokal Keacehan” di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh. Menteri Fadli mendorong ISBI Aceh untuk memperkuat pendidikan seni dan budaya, berkontribusi dalam pemajuan kebudayaan nasional.

“Jejak sejarah Aceh, seperti Kerajaan Samudera Pasai, harus tetap hidup, menjadi fondasi peradaban, dan simbol kebanggaan Indonesia di mata dunia,” tutup Fadli Zon. []

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button