DISTORI.ID – Kelompok Usaha Sirana Jaya di Gampong Deudap, Pulau Nasi, Aceh Besar, berhasil meningkatkan produksi garam melalui teknologi geomembran. Program pemberdayaan masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas garam lokal, yang sebelumnya diproduksi secara tradisional dan bergantung pada cuaca.
Program ini merupakan hasil pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh tim dosen dari Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Serambi Mekkah. Tim ini dipimpin oleh Dr. Ir. Saisa, ST., MT, dengan anggota Zulhaini Sartika, ST., MT, Dr. Ir. Erdiwansyah, ST., MT, serta tiga mahasiswa.
Mereka melakukan sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan teknis kepada kelompok usaha untuk memastikan teknologi geomembran dapat diterapkan dengan efektif.
Teknologi geomembran menggunakan material kedap air dari HDPE (High-Density Polyethylene) dalam proses kristalisasi garam. Teknologi ini mencegah kontaminasi tanah, menghasilkan garam yang lebih putih dan bersih. Proses penguapan air laut yang sebelumnya memerlukan waktu hingga 40 hari kini dapat diselesaikan dalam 25 hari, berkat percepatan dari geomembran.
Program ini bertujuan untuk menciptakan metode produksi yang ramah lingkungan serta meningkatkan kualitas garam agar memenuhi standar Halal, SNI, dan BPOM. Dalam jangka panjang, peningkatan kapasitas produksi diharapkan mampu menaikkan pendapatan anggota kelompok hingga 50 persen dan menghasilkan garam berkualitas tinggi.
“Ini adalah langkah penting bagi kesejahteraan petani garam di Pulau Nasi. Penggunaan geomembran terbukti meningkatkan kualitas garam kami, yang sekarang lebih putih dan bersih dibandingkan metode tradisional,” ungkap salah satu anggota Kelompok Usaha Sirana Jaya.
Program dimulai dengan sosialisasi teknologi geomembran kepada masyarakat, dilanjutkan dengan pelatihan teknis pemasangan, pendampingan produksi, dan evaluasi hasil. Tim juga memperkenalkan inovasi rumah produksi berbentuk tunnel dengan atap plastik UV, yang mendukung sirkulasi udara dan mempercepat kristalisasi garam.
Penerapan teknologi ini telah memberikan dampak signifikan. Kualitas garam meningkat hingga 20 persen, dan pendapatan kelompok Sirana Jaya ikut meningkat. Garam yang dihasilkan kini lebih higienis, lebih putih, dan memenuhi standar kualitas, sehingga siap dipasarkan secara lebih luas.
Ke depan, kelompok ini berencana mendaftarkan produk mereka untuk sertifikasi SNI dan BPOM, yang diharapkan dapat meningkatkan nilai jual dan daya saing garam lokal. Program ini diharapkan menjadi inspirasi bagi komunitas petani garam di Indonesia untuk meningkatkan kualitas dan keberlanjutan produksi mereka.
Dengan hasil positif ini, kegiatan pengabdian akan terus dilanjutkan melalui monitoring berkala, pelatihan tambahan, dan pengembangan usaha mandiri bagi Kelompok Usaha Sirana Jaya. []