NEWSOLAHRAGA

DPR Aceh Sidak Venue PON 2024, Temukan Banyak Kejanggalan di Lapangan Wood Ball

DISTORI.ID – Dengan semakin dekatnya jadwal pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI, Komisi V dan IV Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah venue yang akan digunakan untuk event tersebut. Sidak yang berlangsung pada Kamis, 15 Agustus 2024 itu dipimpin oleh Ketua Komisi V DPRA, M Rizal Falevi Kirani.

Salah satu lokasi yang dikunjungi oleh tim gabungan tersebut adalah lapangan Universitas Syiah Kuala, yang tengah direhab untuk venue Base Ball dan Wood Ball. Pengerjaan tersebut dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA), dengan alokasi dana sebesar Rp3,99 miliar untuk Base Ball dan Rp582 juta untuk Wood Ball.

“Dalam pengamatan lapangan yang dilakukan, tim dari Komisi V dan IV menemukan bahwa secara keseluruhan, proyek rehabilitasi sudah mendekati 100 persen penyelesaian. Namun, sejumlah masalah mencolok ditemukan pada lapangan Wood Ball,” kata Falevi Kirani, Selasa (20/8/2024).

Tim mencatat adanya penanaman rumput yang tidak sesuai dengan anggaran yang telah dialokasikan. Hampir semua titik rumput yang ditanam tidak tumbuh dengan baik, jarak antara keping rumput sangat jarang, dan penanaman rumput yang tidak merata menyebabkan permukaan lapangan bergelombang.

“Kondisi ini sangat mengecewakan. Venue yang menggunakan dana APBN terlihat dikerjakan dengan standar yang sesuai, sementara venue Wood Ball yang menggunakan dana APBA justru menunjukkan kualitas rumput asli yang lebih baik dibandingkan yang didatangkan dan ditanam,” ungkap M Rizal Falevi Kirani. Selain itu, ukuran lapangan Wood Ball juga tidak memenuhi standar yang dipersyaratkan oleh tim Technical Delegate (TD).

Melihat mutu pekerjaan yang terkesan asal-asalan, Ketua Komisi V menegaskan bahwa kondisi ini sangat berisiko bagi para atlet yang akan bertanding, karena potensi cedera bisa meningkat jika lapangan tetap dipaksakan untuk digunakan.

Selain itu, tim juga mempertanyakan peran konsultan pengawas, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dalam proyek ini.

Lebih mengejutkan lagi, tim sidak menemukan bahwa dana untuk pelaksanaan proyek rehabilitasi venue Wood Ball sudah dicairkan, meskipun kondisi lapangan tidak layak digunakan. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar dari tim Komisi V dan IV DPRA mengenai transparansi dan tanggung jawab dalam pelaksanaan proyek ini.

“Kami sangat menyayangkan kondisi ini. Venue bukan hanya harus siap secara fisik, tetapi juga harus memenuhi standar yang ditetapkan untuk olahraga yang akan dimainkan. Kami akan menindaklanjuti temuan ini dengan melakukan klarifikasi bersama Panitia Besar PON Wilayah Aceh, penanggung jawab kegiatan, serta pengurus cabang olahraga terkait,” tegas Falevi Kirani.

Dikatakannya, inspeksi mendadak ini menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk memastikan kesiapan venue PON XXI di Aceh, demi menjamin pelaksanaan yang aman dan sukses bagi seluruh atlet yang bertanding. []

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button