Dalam pembuatannya, cangkang kerang hijau yang sudah dihaluskan dicampur dengan semen, pasir dan air dengan perbandingan 50:50.
Kemudian untuk menghasilkan Batako-Green, ME’Team menambahkan alat termoelektrik dalam cetakan batako tersebut yang berguna sebagai alat konversi panas dan dingin menjadi energi listrik.
Karena kandungan elektrolit dalam cangkang kerang hijau dan penambahan alat termoelektrik, Batako-Green memiliki sifat konduktivitas termal.
Ketika terjadi perbedaan suhu antara permukaan batako yang terkena panas matahari (sisi panas) dan permukaan batako yang teduh (sisi dingin), maka batako tersebut akan menghasilkan tegangan listrik.
Modul termoelektrik akan menangkap suhu panas atau dingin dalam batako.
Dibantu dengan sifat cangkang kerang yang memiliki kandungan elektrolit, akan mengkonversikan suhu tersebut menjadi listrik, yang dapat disimpan dalam baterai.
“Selanjutnya jika dihubungkan dengan kabel dan konektor maka tegangan listrik tersebut dapat digunakan untuk menyalakan lampu LED, dan mengoperasikan perangkat elektronik kecil,” beber Riko.
Melalui inovasinya tersebut, Riko bersama rekannya dapat menghasilkan tegangan listrik sebesar 21 volt per batako.