DAERAHHEALTH

Cegah penularan, Dinkes Aceh pastikan stok serum anti difteri masih aman

DISTORI.ID – Terhitung hingga akhir September 2023 sudah 27 kasus difteri yang ditangani Dinas Kesehatan Aceh dengan dua kematian, kasus tahun ini tidak jauh beda dengan tahun lalu. 2022 hingga Desember ada sebanyak 30 kasus dengan tiga kematian.

Saban tahun, dari jumlah kasus difteri yang ditemui di Aceh lebih banyak yang meninggal dan rata-rata yang mengidap penyakit ini  tidak mendapatkan imunisasi lengkap, sehingga kekebalan tubuhnya terganggu.

Untuk mengatasi hal tersebut, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Aceh dr Iman Murahman mengatakan pihaknya terus melakukan penyelidikan ke daerah-daerah setiap kasus difteri ditemukan.

Iman mengungkapkan yang terserang kasus ini memang difaktorkan oleh sistem kekebalan dalam tubuh anak. Sebab, kasus difteri yang menyerang orang dewasa tidak terlalu bermakna, ada sakitnya tapi tidak terlalu terasa dibandingkan kasus pada anak-anak.

Terutama, kasus yang menyerang anak usia dibawah 15 tahun ini bisa berakibat fatal. Bahkan yang meninggal tahun ini anak usia 10 tahun hingga 14 tahun, memang yang sedang bertumbuh kembang.

“Pemberian imunisasi di sekolah sangat bagus untuk anak. Saat menduduki kelas satu anak diberikan suntikan DT, kemudian kelas dua sampai lima untuk suntikan TD. Ini sangat bagus untuk pencegahan difteri tapi memang masyarakat menganggap imunisasi tidak penting,” kata Iman di ruang kerjanya, Gedung Akfar Aceh, Rabu (29/11/2023).

Iman menyebutkan, untuk mengatasi hal itu pihaknya menyiapkan logistik berupa Serum Anti Difteri (BioADS) untuk menetralisasi toksin yang dihasilkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae dan suntikan DPTHB HIB untuk anak usia 1 sampai 3 tahun, kemudian DT 3 sampai 7 tahun, imunisasi T besar dan D kecil anak usia 7 tahun hingga orang dewasa kira-kira anak kelas dua SD hingga kakek nenek.

“Kita terus berupaya menurunkan angka difteri ini, karena memang penyakit ini sangat berbahaya jika tidak diatasi dengan serius bisa jadi nyawa anak melayang,” tambahnya.

Sementara itu, Iman menyayangkan penanganan kasus difteri yang ada di Aceh saat ini. Ia menyebutkan bak pemadam kebakaran dimana setiap ada kasus baru di datangi, beri tindakan, diberikan obat antibiotic selama 10 hari.

Kemudian satu kampung diberikan penanganan Outbreak Response Immunization (ORI)  dari bayi sampai orang tua sebanyak tiga kali dosis dengan selisih dua hingga empat bulan yang terus dilakukan hingga saat ini.

“Namun respons masyarakat ini yang sangat kurang padahal kita selalu memperingatkannya, penanganannya seperti itu saja. Ada kasus lagi yang dilakukan juga seperti itu lagi, masyarakat acuh dengan pencegahannya,” ucap Iman. []

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button