BUDAYAWISATA

Mempelajari astronomi nelayan Aceh, keberanian mengarungi laut lepas

DISTORI.ID – Aceh memiliki bibir pantai yang mengelilingi hampir setengah daratan Tanah Rencong. Tak heran jika banyak warga Aceh menggantungkan hidupnya dari hasil laut. Bahkan sejak dulu, Aceh juga sudah dikenal sebagai ‘petarung’ di laut.

Masyarakat Aceh khususnya nelayan itu juga memiliki pengetahuan lokal tersendiri melayari lautan luas dan memudahkan mereka menangkap ikan. Pengetahuan tentang ilmu perbintangan dapat menjadi petunjuk mengetahui arah mata angin, posisi mereka di tengah laut, keadaan musim yang akan tiba dan lainnya berkenaan dengan aktivitas nelayan.

Untuk mengetahui posisi perahu yang sedang berlayar, maka tiba giliran bagi pawang perahu yang bersangkutan untuk memperkirakan angin apa yang akan membawa perahunya ke tempat tujuan, untuk mengetahui posisi perahu yang sedang berlayar terutama saat cuaca tidak menentu.

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah I Provinsi Aceh, Piet Rusdi dalam bukunya, menyebutkan bahwa, pada umumnya nelayan menggunakan benda-benda alam dan daratan seperti bintang-bintang, burung-burung, ombak, arus dan pengenalan terhadap awan serta tanda-tanda alam lainnya.

Ilustrasi kepal nelayan. (Foto Istimewa)

Bintang-bintang tersebut ada yang di kenal dengan nama bintang lhee (bintang tiga), kumpulan bintang ini dinamakan menurut letaknya yang berjejer tiga dan di gunakan sebagal pedoman kompas.

Selanjutnya para nelayan Aceh juga mengenal kelompok bintang sembilan yaitu bintang venus (zohra), kalau pagi hari terbit di timur (bintang timur atau bintang kejora) dan di sebut bintang timu dan yang terbit di barat pada malam hari di namakan bintang rusa atau bintang pancuri karena hewan rusa dan pencuri mulai mencari makan atau keluar dari tempatnya apabila bintang itu terbit.

Bintang paroe atau bintang pari adalah bintang yang menyerupai ungkoet paroe (ikan pari), apabila bintang ini muncul di sebelah timur menandakan musim barat mulai tiba. Bintang yang paling utama dalam menentukan musim di sebut bintang tujoh (bintang tujuh) atau ureueng lee (orang banyak).

“Bintang ini bentuknya seperti perahu dan adakalanya di sebut bintang perahu. Bintang yang banyaknya tujuh buah jika di hubungkan dengan garis khayal akan menggambarkan sebuah perahu lengkap dengan haluan dan buritannya di sebelah buritan juga ada bintang bintang yang jika hubungkan akan menggambarkan sebuah kemudi,” tulis Piet Rusdi dalam buku tersebut.

Sedangkan Arah Timur berada di sebelah haluan dan arah Barat berada di sebelah buritan. Jika kedua arah ini telah di ketahui, letak arah Utara dan Selatan akan mudah di tentukan. Kelompok bintang tujuh ini kadang-kadang menggantikan bintang kala (bintang kalajengking/scorpio) karena letaknya yang langsung berhadapan dengan scorpion.

“Kalau Bintang Tujoh bersamaan terbenamnya dengan matahari menandakan cuaca buruk di laut, ini terjadi pada keunoueng limong blaih,” tulisnya.

Dengan menggunakan bintang-bintang itu di samping nelayan mengetahui posisi mereka dalam pelayaran juga mengetahui arah haluan mereka. Selain pengetahuan tentang bintang ‘takat simalam’ (tanda malam) juga di pakai dalam menghitung waktu, musim dan iklim.

Untuk mengetahui posisi dapat pula melalui pengenalan mata angin. Ada beberapa macam cara yang digunakan oleh nelayan Aceh dalam menentukan posisi perahunya apabila berada di tengah laut. Cara praktis yang sering mereka lakukan adalah melalui matahari dan gelombang arus.

“Dari matahari dapat diketahui letak mata angin dan dapat mengontrol arah serta posisi haluan. Apabila pada sesuatu cuaca buruk atau hujan turun sangat lebat sehingga matahari tidak kelihatan maka pengenalan arah dilakukan melalui ombak dan arus, karena ombak selalu akan menuju daratan,” ujarnya.

Penentuan posisi juga dapat melalui tanda-tanda di daratan seperti melihat puncak gunung, pohon yang tinggi posisi daratan juga dapat diketahui dengan melihat awan.

Apabila keputih-putihan Nampak menandakan daratan telah dekat. Selain itu, posisi daratan juga diketahui melalui kilat dan jenis burung yang beterbangan serta menukik pada permukaan air laut yang berdatangan dari darat atau pulau-pulau berdekatan. []

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button