DISTORI.ID – Apa yang akan anda jawab ketika ditanya tentang Aceh? Pastinya, sebagian akan menjawab mengenai sejarahnya, penerapan syariat Islam, serta daerah yang dikenal memiliki kekayaan alam maupun keindahan dari tempat-tempat wisatanya.
Namun, apakah anda juga tahu jika daerah berjulukan Tanah Rencong ini memiliki khazanah kuliner yang luar biasa dan tak bisa dipandang sebelah mata?
Dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah pada masanya, membuat Aceh kaya akan berbagai makanan tradisional. Warisan itu terus terjaga dan dilestarikan hingga saat ini.
Salah satu kuliner yang patut Anda coba saat berkunjung ke Aceh yaitu makanan tradisional Aceh, Gulee Sie Itek Puteh. Rasanya juga beda dengan gulai lainnya. Bila kuah khas Aceh lain lebih didominasi rasa asam dan pedas, masakan daging berwujud kari kental ini berasa gurih.
Dari namanya, dapat dibayangkan menu yang satu ini berwarna putih. Sebagian orang menyebut gulee sie masak puteh ini dengan sebutan gulee puteh atau kari putih.
Bahkan, ada juga yang menyebutnya gulee korma atau gulai masak kurma. Padahal, masakan ini sama sekali tidak memakai kurma sebagai bahan maupun bumbu.
Gulee sie masak puteh ini sekilas mirip masakan opor di Jawa. Warnanya pucat. Namun, makanan ini tidak serupa dengan opor. Sajian kari khas Aceh ini merupakan salah satu masakan yang populer di Serambi Mekkah.
Masakan ini juga bisa dipadu dengan bahan baku seperti daging sapi, daging ayam, bebek, dan juga ikan. Uniknya lagi, sekalipun menggunakan bahan baku ikan atau bebek, tidak ada bau anyir yang menyertai masakan.
Banyaknya rempah dan bumbu aromatik yang dipakai, menutup rasa anyir pada ikan atau bebek, sehingga mengumbar aroma harum. Aroma yang sangat menonjol pada masakan ini dikontribusikan oleh oen temurui. Dalam bahasa Indonesia disebut daun kari atau salam koja.
Ada dua varian jintan yang digunakan dalam masakan khas Aceh: jira maneh dan jira ikan. Biasanya, jira ikan digunakan untuk menghilangkan bau amis atau anyir pada masakan. Seperti ikan atau bebek. Bau anyir yang khas pada ikan dan bebek sesegera mungkin sirna dibunuh keharuman jira.
Rempah-rempah yang digunakan sebagai bumbu menjadikan masakan ini terasa gurih. Bahkan, beberapa peminat kuliner tersebut membikin kuah dengan versi kental. Selain itu, penggunaan kelapa gongseng menciptakan tekstur yang istimewa pada kuahnya.
Sebenarnya, rempah-rempah yang digunakan pada gulee sie masak puteh ini sama dengan makanan khas Aceh lain. Bedanya, khusus gulee sie masak puteh, menghindari cabai dan merica. Untuk menonjolkan kegurihannya, sie masak puteh ditambah kemiri.
Kuliner dari masa Indatu Aceh yang satu ini memang lezat. Hasil perpaduan bumbu rempah dan santan gurih, menyatu dengan sempurna. Hingga kini, kuliner dimaksud masih sangat populer. Bahkan menjadi masakan sehari-hari yang mudah dijumpai di setiap rumah maupun rumah makan.
Berikut resep yang bisa Anda coba saat memasak Sie Itek Puteh
Bahan-bahan:
1 ekor bebek, dipotong 4 bagian
1 sdm air jeruk nipis
1/2 sdt garam
1 ons kelapa parut, disangrai, dihaluskan
7 btr bawang merah, diiris tipis
4 siung bawang putih, diiris tipis
1 cm jahe, dimemarkan
4 btr kapulaga
1 btng serai, diambil putihnya, dimemarkan
1 cm lengkuas, dimemarkan
2 bh pekak, dimemarkan
2 tangkai daun kari, dipetiki
900 ml santan dari 1 butir kelapa
3/4 sdt garam
1/2 sdt gula pasir
2 sdm minyak goreng untuk menumis
Bumbu Halus:
3 siung bawang putih
8 btr bawang merah
1/2 sdt kas-kas
4 cm kayumanis
2 bh cengkeh
2 sdt ketumbar
1/2 sdt jinten
1/2 sdt merica
4 btr kemiri, disangrai
1/4 sdt adas manis
Cara Membuat:
Lumuri bebek bersama air jeruk nipis, dan garam. Diamkan 25 mnt. Bakar sampai kuning kecokelatan. Lumuri bebek bersama bumbu halus dan kelapa sangrai.
Panaskan minyak. Tumis bawang merah dan bawang putih sampai harum. Masukkan jahe, kapulaga, serai, lengkuas, pekak, dan daun kari. Aduk rata.
Tambahkan bebek. Aduk rata. Masukkan santan, garam, dan gula pasir. Aduk rata. Kecilkan api. Masak sambil diaduk sampai empuk dan matang. []