DISTORI.ID – Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh, Mawardi, mengimbau seluruh bupati, wali kota dan kepala dinas pendidikan seluruh Aceh untuk memanfaatkan potensi dari lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk berkontribusi dalam dunia pendidikan di Aceh.
Hal itu dalam upaya mengatasi kekurangan guru dan memastikan pendidikan di Aceh berkualitas dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
Penjelasan tersebut disampaikan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh Mawardi, saat membacakan sambutan tertulis Penjabat Gubernur Aceh pada pembukaan rapat koordinasi (Rakor) PPG se-Aceh tahun 2023, yang berlangsung di Banda Aceh (29/8/2023).
“Mari kita berikan kesempatan kepada mereka untuk berkontribusi dalam dunia pendidikan di Aceh. Mereka siap untuk menjadi bagian dari solusi atas tantangan pendidikan yang kita hadapi saat ini,” kata Mawardi.
Dengan memanfaatkan keahlian dan dedikasi mereka, kita dapat memastikan bahwa setiap anak di Aceh mendapatkan pendidikan yang layak, merata, dan berkualitas,” imbuhnya.
Rakor tersebut diikuti lebih kurang 90 peserta, yang terdiri dari rektor atau yang mewakili dari enam kampus; USK, UIN Ar-Raniry, Unimal, Unsam, Unimus, dan UBBG. Selain itu rakor itu juga dihadiri Penjabat Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto, serta sejumlah tamu lainnya.
Rakor itu digelar untuk menemukan solusi terhadap masalah pendidikan di masing-masing kabupaten dan kota di Aceh, terutama terkait kemungkinan terjadinya kekurangan tenaga guru. Hal itu berkaitan dengan data yang ada bahwa tahun 2025 mendatang akan ada 4.700 orang guru pensiun di Aceh.
“Kekurangan guru ini bukan hanya sekedar angka statistik, tetapi memiliki dampak nyata terhadap kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa. Ini adalah tantangan yang harus kita hadapi bersama, dengan komitmen dan kerja sama dari semua pihak, agar pendidikan di Aceh dapat terus berkembang dan memberikan manfaat optimal bagi generasi muda,” kata Mawardi.
Ketua panitia pelaksana rakor Syamsulrizal mengatakan, rakor ini diharapkan bisa menghimpun informasi akurat terkait PPG, sehingga menghasilkan persepsi yang sama dalam sinergitas, untuk kebijakan setiap stakeholder terkait, dalam rangka percepatan sertifikasi guru di Aceh.
“Kiranya Rakor ini menjadi solusi terhadap masalah pendidikan di masing-masing kab/kota di Aceh, dengan menentukan pola dan konsep. Sebab, menurut data yang ada, tahun 2025 ada 4700 orang guru pensiun di Aceh,” ungkap Dekan FKIP USK itu.
Sejauh ini, USK bersama pihak terkait, seperti Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) disebut telah melatih seribu orang guru, melalui jalur pra jabatan.
Senada dengan itu, Rektor USK, Prof Marwan menyatakan bahwa USK telah menyiapkan sejumlah langkah. Bekerja sama dengan BPSDM Aceh, USK dengan calon guru melaksanakan Pra PPG.
“Dengan dukungan Dirjen GTK, misal memberikan kuota yang lebih banyak, Aceh siap melaksanakan PPG secara mandiri. Ini langkah antisipasi bersama, untuk mengatasi kondisi guru di Aceh,” tutur Marwan.
Lebih jauh, Prof Marwan menerangkan, di luar masalah mutu, salah satu persoalan yang belum terpecahkan di Aceh terkait dengan pemetaan guru. Masih adanya ketimpangan guru antara wilayah kota dengan pedesaan, ditambah lagi belum terpenuhinya guru bidang secara maksimal.
“Untuk itu, sinergisitas semua pihak, dari level paling tinggi hingga ke akar rumput, menjadi modal berarti dalam menyiapkan para guru yang mantap secara kuantitas, hebat secara kualitas,” ujar Marwan. []
Editor: M Yusrizal